VIVAnews - Sepekan belakangan rupiah terus tergerus. Ekonom Danareksa Institute, Purbaya Yudhi Sadewa menuturkan bahwa turunnya nilai tukar rupiah lantaran para investor cemas dengan ekonomi dunia yang terus memburuk. Investor memilih menarik investasi secara besar-besaran dan tiba-tiba, sehingga pasar syok.
Penarikan dana besar dan tiba-tiba ini, menyebabkan nilai tukar rupiah cenderung menurun bahkan sempat menyentuh level Rp9200 per dolar AS. "Dengan keadaan seperti ini, Bank Indonesia seharusnya mengeluarkan cadangan devisa untuk menekan rupiah supaya lebih menguat lagi,” Kata Purbaya saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta, Jumat 23 September 2011.
Purbaya menjelaskan, BI seharusnya dapat menjaga nilai tukar rupiah, dengan cadangan devisanya yang mencapai US$120 miliar. "Amankan nilai tukar di bawah Rp9.000," katanya.
Purbaya menilai bahwa krisis 2008 jauh lebih buruk dibandingkan dengan sekarang, sebab masyarakat dan BI sudah pintar membaca keadaan. Saat krisis 2008, rupiah sempat berada di level Rp12.000. Jadi sesungguhnya perekonomian nasional masih bisa tumbuh positif.
Menurut Purbaya, meskipun nilai tukar cenderung menurun, secara umum perekonomian Indonesia masih jauh lebih baik dengan negara-negara lain. Indonesia mempunyai ketahanan ekonomi yang baik, pasar domestik tinggi, serta suku bunga dan inflasi cenderung terjaga.
Terkait dengan menurunnya indeks saham yang mencapai 8,9 persen, Purbaya berpendapat para investor cenderung mencari tempat yang aman untuk menanamkan aset mereka.
“Saya lihat ini penurunan paling tinggi, sehingga timbul kepanikan di investor, mereka lari ke dolar sehingga rupiah menurun,” ujar dia
Purbaya menambahkan, dengan volatilitas pasar, ada kemungkinan indeks saham membaik karena fundamental perekonomian di Indonesia masih cukup bagus. “Jadi ada kemungkinan membaik,” ujarnya.
Seperti dikutip dari Reuters, pupiah di pasar valuta asing pagi ini diperdagangkan pada Rp9.240 per dolar AS. Rupiah telah turun tajam dibandingkan pada awal bulan ini yang diperdagangkan pada level Rp8.533.
Golkar Tepis Isu Istri Ridwan Kamil Mundur dari Bursa Pilkada Kota Bandung
Istri Ridwan Kamil, Atalia Praratya, dikabarkan mundur dari bursa pencalonan Pilkada Kota Bandung. Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menepis kabar itu.
