- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Pasar saham Asia mengalami kerugian tajam Jumat pagi ini mengikuti terpuruknya perdagangan Wall Street semalam, akibat dipicu kekhawatiran investor akan resesi global yang bakal terjadi.
Indeks Hong Kong, Hang Seng turun 2,3 persen menjadi 17.493,07, setelah jatuh hampir lima persen kemarin. Indeks Kospi Korea Selatan anjlok 4,8 persen pada level 1.713,56.
Indeks Australia, S&P/ASX 200 jatuh 1,4 persen ke posisi 3.909,5. Sedangkan pasar saham di Jepang tutup untuk libur akhir pekan.
Investor sepertinya keluar dari perdagangan saham sejak Kamis 22 September 2011, karena mereka khawatiran bahwa resesi global sudah berlangsung. Terbukti, aksi jual saham terjadi di Asia, mengikuti aksi serupa di Eropa dan Wall Street yang merupakan terburuk tahun ini.
Pada penutupan transaksi Kamis waktu New York, Dow Jones Industrial Average turun 3,5 persen pada posisi 10.733,83. Hal itu merupakan pelemahan kedua berturut-turut di pasar saham sejak Rabu sore, seiring langkah Bank Sentral AS mengumumkan perubahan strategi untuk memerangi perlambatan ekonomi, upaya menurunkan suku bunga jangka panjang, dan membuat orang dan perusahaan menghabiskan uang lebih banyak.
Indeks Standard & Poor 500 dan Nasdaq, juga jatuh masing-masing terkoreksi lebih dari tiga persen.
Eropa Resesi
Menurut Sean Darby, ahli strategi ekuitas di Jeffries Hong Kong Ltd, berita buruk ekonomi di seluruh dunia menjadi pemicunya. "Sebuah survei menunjukkan, Eropa berpeluang terjadi resesi dan ekonomi di China mengalami perlambatan," tuturnya seperti dilansir laman CNBC..
Sementara itu, indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia dibuka pagi ini juga terkoreksi. IHSG melemah 92,46 poin atau 2,75 persen ke level 3.276,68.
Ketua Asosiasi Analisis Efek Indonesia, Haryajid Ramelan menyatakan, IHSG turun karena aspek eksternal, yaitu bursa regional Asia dan Eropa serta Amerika.
"Masih ada potensi menurun berlanjut. Kenapa? Ya ini memang, aspek pergerakan saham di bursa regional Asia dan Eropa, serta Amerika berpengaruh cukup besar," kata Ramelan. (ren)