- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews- Perusahaan pembiyaan (multifinance) belum akan menaikkan uang muka (down payment /DP) kredit sektor otomotif sebesar 30 persen seperti yang disarankan Bank Indonesia. Pertumbuhan kredit tahun ini dinilai masih aman.
Menurut Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Wiwie Kurnia saat ini belum ada potensi bubble di sektor kredit otomotif. Kenaikan kredit konsumsi yang didorong oleh pembiayaan otomotif tidak perlu dikhawatirkan karena menunjukkan tingkat daya beli masyarakat yang semakin kuat.
“Bubble itu tidak ada kaitannya dengan DP secara masing-masing itu sudah di atur dalam nilai pinjaman. Untuk saat ini kami juga belum terpikirkan untuk menaikkan DP menjadi 30 persen, karena dengan DP segitu penjualan motor dan mobil pasti menurun,” ujarnya di Jakarta, Selasa 27 September 2011.
Menurutnya uang muka sebesar 10 persen masih ideal diterapkan. Karena jika di atas itu akan memberatkan konsumen. Perusahaan pembiayaan memiliki risiko management sendiri sehingga bisa menghindari kegagalan bayar.
"Uang muka itu kan tergantung kepada siapa diberikan jadi, selama orang itu aman DP pun tidak masalah, kita juga bisa bertahan dari krisis di tahun 2008 dan NPL kita turun 1,3 persen,” tegasnya
Sampai dengan akhir tahun, lanjutnya, pertumbuhan kredit akan berada di kisaran 24 persen karena didukung oleh daya beli masyarakat yang naik.
"Kita ini aneh, saat turun kita sudah meningkatkan. Saat naik disuruh stop. Selama ini kan pertumbuhan ini didukung oleh daya beli yang juga meningkat," terangnya.
Seperti diketahui, Bank Indonesia menghawatirkan besarnya kucuran kredit khususnya kredit otomotif dapat menyebabkan bubble ekonomi. Hal itu sudah terlihat dengan membanjirnya produk otomotif di masyarakat dan semakin mudahnya masyarakat membeli produk otomotif.
Cecep Aktivis 98 Maju Pilwako Jambi, Janji Ekonomi Lebih Keren
Cecep Aktivis 98 Maju Pilwako Jambi, Janji Ekonomi Lebih Keren.
