Bank Dunia: 2012, Indonesia Tumbuh 6,3%

Stefan Koeberle, Direktur Bank Dunia untuk Indonesia
Sumber :
  • VIVAnews / Renne Kawilarang

VIVAnews - Bank Dunia memperkirakan Indonesia akan tumbuh 6,3 persen pada 2012 atau lebih rendah dari target Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2012 sebesar 6,7 persen. Namun, tahun ini Bank Dunia optimistis pertumbuhan Indonesia akan mencapai 6,4 persen atau sama dengan target APBN.

"Penurunan pertumbuhan ini mencerminkan berkurangnya permintaan eksternal dan melemahnya harga komoditas internasional," ujar Ekonom Utama Bank Dunia di Indonesia, Shubham Chaudhuri, di Jakarta, Selasa, 4 September 2011.

Ia menilai, meski ada krisis global dan timbul gejolak di pasar keuangan, Indonesia dinilai masih kuat menghadapi masalah ekonomi internasional. Seperti negara dengan pasar yang sedang berkembang (emerging market) lainnya, penurunan outlook pertumbuhan global dan perkembangan pasar keuangan internasional itu menyebabkan aliran keluar modal dalam bentuk portofolio dan turunnya pasar saham secara signifikan di Indonesia selama dua bulan terakhir.

Menurut dia, pasar keuangan internasional kemungkinan akan tetap bergejolak dalam jangka pendek. Namun, pertumbuhan Indonesia yang didorong permintaan domestik, kuatnya posisi fiskal, akumulasi cadangan devisa, dan kinerja pasar keuangan membuat Indonesia berada pada posisi yang kuat untuk menghadapi guncangan eksternal.

Relawan Kris Dayanti Ambil Formulir Maju Wali Kota Batu

"Pasar keuangan Indonesia tidak kebal terhadap guncangan eksternal dan banyak negara mengalami penurunan tajam pada posisi fiskal serta neraca keuangan sektor swasta pada 2008. Namun, Indonesia tetap menunjukkan kinerja ekonomi yang kuat," tuturnya.

Shubham menjelaskan, investasi dan konsumsi domestik Indonesia mendukung pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 6,5 persen pada kuartal I-2011 dan turunnya inflasi pangan sepanjang tahun. Kuatnya permintaan domestik merupakan salah satu faktor untuk menarik penanaman modal asing dan portofolio dalam jumlah cukup besar selama 2010 dan semester I-2011.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Stefan Koeberle menambahkan, eksposur perdagangan langsung di Indonesia terhadap penurunan yang dialami pasar-pasar di AS dan Uni Eropa relatif terbatas dibandingkan negara-negara sekawasan. Namun, aliran masuk modal ke Indonesia tetap terpengaruh oleh perubahan sentimen investor.

“Yang benar-benar mampu menempatkan Indonesia pada posisi yang lebih kuat pada masa-masa gejolak dunia saat ini adalah kualitas dari respons kebijakannya,” papar Stefan.

Stefan menjelaskan, kemajuan reformasi struktural yang penting, seperti reformasi subsidi energi dan pembebasan tanah, serta peningkatan infrastruktur, tidak hanya akan membantu mengangkat prospek pertumbuhan Indonesia menjadi lebih tinggi, tetapi juga dapat mendorong kepercayaan investor dalam jangka pendek. (art)

Ilustrasi logo Mahkamah Konstitusi.

KPU Bantah Gelembungkan Suara Sejumlah Partai di Intan Jaya Papua

KPU memberikan bukti melalui tabel pembuktian yang sudah dilampirkan ke pihak majelis hakim konstitusi.

img_title
VIVA.co.id
6 Mei 2024