Tenaga Profesional RI Diincar Banyak Negara

Gita Wirjawan pada penutupan Trade Expo Indonesia (TEI) 2011
Sumber :
  • Kementerian Perdagangan

VIVAnews - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menilai Indonesia mampu menjadi pemasok tenaga kerja dunia untuk mengisi permintaan di sejumlah sektor formal. Hal tersebut terlihat dari tingginya angka permintaan tenaga kerja profesional dari sejumlah negara dalam Trade Expo Indonesia (TEI) ke-26.

"Ini berarti Indonesia mampu menjadi pemasok tenaga kerja dunia,” kata Gita dalam keterangan tertulis, Minggu 23 Oktober 2011. Peran tersebut, katanya, dapat mengangkat citra Indonesia di mata dunia. 

Hingga hari ketiga pelaksanaan TEI, kata Gita, nilai transaksi telah menembus US$251 juta atau 92,37% dari total target. Selama empat hari pelaksanaan acara ini nilai transaksi ditargetkan sebesar US$380 juta. Transaksi TEI tersebut didominasi oleh kontribusi sektor service sebesar US$201,8 juta yaitu permintaan tenaga kerja formal untuk mengisi sejumlah sektor tenaga kerja profesional.

Adapun transaksi barang dan produk tercatat sebesar US$149,2 juta yang terdiri dari produk furnitur, perhiasan, kerajinan tangan, kosmetik dan herbal, kopi, serta produk kayu.

Gita mengklaim secara umum pelaksanaan TEI ke-26 cukup berhasil. Kendati dilakukan di tengah perlambatan ekonomi di sejumlah negara akibat dampak krisis Amerika dan Eropa, nyatanya transaksi TEI masih membukukan kinerja yang cukup signifikan.

Besarnya transaksi langsung, yang terjadi selama TEI kemungkinan jauh lebih kecil dibandingkan transaksi tidak langsung yang tercapai antara pihak pembeli dan penjual.

Karena itu, peran berbagai pihak dan sinergitas antara pelaku usaha dan perwakilan luar negeri baik atase perdagangan maupun Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (ITPC) dibutuhkan untuk menindaklanjuti kesepakatan yang terjadi selama pameran.

“Beberapa peserta TEI tidak langsung kontrak, di sinilah kita harus berperan lebih aktif,” kata Gita.

Gita mengungkapkan bahwa pada acara TEI kali ini, tercatat 6.391 pembeli yang datang dari 89 negara. Secara umum, lanjutnya, transaksi masih didominasi buyers dari negara non tradisional termasuk negara emerging market sebesar 84,4% yaitu dari India, Malaysia, Mesir, Bangladesh, dan Iran. Sementara 25,6% berasal dari negara-negara tradisional.

Target ekspor

Lebih lanjut Gita mengungkapkan bahwa Kementerian Perdagangan tetap akan menjaga dan bahkan meningkatkan pangsa pasar Indonesia di negara-negara tradisional. Dan untuk menyiasati pasar negara-negara tradisional yang melemah, Kementerian Perdagangan juga akan menyasar negara-negara baru yang berpotensi menyumbang angka ekspor bagi Indonesia.

Beberapa negara yang potensial untuk pengembangan pasar baru tersebut adalah Eropa Timur, Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin, dan Amerika Tengah.  “Kunci utama tingkatkan kinerja ekspor melalui diversifikasi pasar. Selain itu diversifikasi produk yang bernilai tambah dan berkualitas tinggi.”

Peran ITPC dan atase dagang yang tersebar di sejumlah negara, kata Gita, sangat penting dalam mendukung pencapain target ekspor tersebut.

Ke depan, menurut Gita, perlu upaya untuk mencari solusi guna peningkatan ekspor Indonesia di antaranya melalui komunikasi antar berbagai pihak, perbaikan daya saing, dan pembentukan forum ekspor.

Gita menambahkan TEI tetap akan terus dilakukan ke depannya. Pameran tersebut, lanjut dia, memegang peranan yang cukup penting dalam mendukung pencapaian target ekspor.  “Untuk itu, tahun depan TEI akan kami lakukan lagi, tentunya dengan perbaikan-perbaikan yang berarti sejalan dengan revitalisasi tahap II.”

Syuting Tak Berizin, Artis dan Kru Variety Show Pick Me Trip In Bali Diperiksa Imigrasi Ngurah Rai
Ilustrasi tahanan diborgol

Tabrak dan Hendak Rampas Mobil, 6 Debt Collector Sadis Ditangkap Polres Labusel

Satuan Reserse Kriminal Polres Labuhanbatu Selatan (Labusel), berhasil menangkap 6 debt colector sadis, yang hendak mengambil mobil korban dengan cara ditabrak.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024