- doc.corbis
VIVAnews - Bank Indonesia akan menegur bank yang tak mau menerima uang logam dalam transaksi perbankan. Menurut BI, tidak ada alasan bank menolak uang logam yang disetorkan nasabah, meski berjumlah jutaan atau bahkan ratusan juta rupiah.
Pernyataan ini disampaikan Kepala Biro Humas Bank Indonesia Difi Ahmad Johansyah, Kamis 17 November 2011, menanggapi keluhan pengusaha Sukoharjo T Budianto yang mengaku tak bisa menyetor uang logam ke beberapa bank di daerahnya.
"Penyetor harus memiliki rekening di bank itu, tapi bank tak boleh menolak," katanya. Difi tidak menampik bahwa dengan setoran uang receh akan menambah pekerjaan bank, khususnya saat penghitungan. "Tapi itu bukan alasan."
Dalam surat pembaca yang dimuat di harian Kompas, Budianto yang merupakan pengusaha distributor barang konsumen selalu berhadapan dengan pedagang eceran. Saban hari Budianto menerima setoran uang logam Rp100, Rp200, Rp500, dan Rp1.000 dengan nilai Rp15 - 20 juta.
Akhir-akhir ini uang menumpuk karena bank tak lagi menerima uang receh. Pada Oktober saja, Budianto sudah mengumpulkan Rp650 juta dengan rincian Rp500 juta uang pecahan kertas Rp1000 dan Rp2000, serta Rp150 juta pecahan uang logam Rp500, Rp200, dan Rp100.
Dalam surat pembaca itu, Budianto menjelaskan bahwa ia akhirnya negosiasi dengan bank. Bank mau menerima dengan syarat membuka rekening dan setoran ditahan 3 bulan tanpa bunga. "Alasannya bank telah mengeluarkan biaya sortir, sehingga kami tak diberi bunga. "Bukankah uang pecahan juga keluran BI, tapi mengapa kami tak leluasa menyetor ke bank?" tanya Budianto dan surat pembaca itu.
Shin Tae-yong: Pelatih Timnas yang Juga Mahir Kendarai Truk dan Mobil Setir Kanan
Shin Tae-yong jadi sosok pelatih yang dicintai masyarakat Indonesia karena sukses membawa Timnas U-23 menorehkan sejarah. Ternyata, dirinya juga mahir dalam berkendara.
