Rekayasa Industri Raih Kontrak Exxon Rp1,1 T

Ilustrasi kilang minyak.
Sumber :
  • Antara/ Aguk Sudarmojo

VIVAnews - PT Rekayasa Industri (Rekind) dan Likpin LLC memenangi kontrak engineering, procurement, and construction (EPC 3) untuk proyek pipa lepas pantai dan fasilitas tambatan untuk pengembangan penuh lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, Jawa Timur. Nilai kontrak itu mencapai US$131,64 juta atau sekitar Rp1,18 triliun.

Direktur Rekind, M Ali Suharsono, menjelaskan, perseroan akan menjadi pimpinan konsorsium, sedangkan Likpin LCC akan membantu dari sisi manajemen dan aspek teknik. "Nilai proyek itu untuk jangka waktu penyelesaian 28 bulan sejak ditandatangani kontrak," kata Ali di Jakarta, Jumat 18 November 2011.

Kontrak EPC 3 akan merancang dan memasang menara tambat sekitar 2.600 metrik ton pada kedalaman air 33 meter. Selain itu, memasang pipa lepas pantai terisolasi berdiameter 20 inci yang membentang 23 kilometer dari garis pantai Tuban ke menara tambat.

President and General Manager Afiliasi ExxonMobil Indonesia, Terry S McPhail menjelaskan, pengembangan fasilitas full-field production ini direncanakan dapat memproduksi 165.000 barel minyak per hari.

Fasilitas tersebut mencakup 49 sumur pada tiga anjungan sumur, sebuah fasilitas pengolahan pusat (Central Processing Facility/CPF), dan pipa sepanjang 95 kilometer untuk mengalirkan minyak ke sebuah fasilitas penyimpanan dan alir muat terapung (Floating Storage and Offloading/FSO) bermuatan maksimal 1,7 juta barel.

Motor Bebek Baru Paling Mahal di RI, Cocok Buat Orang yang Kelebihan Uang

Seperti diketahui, sesuai kontrak perjanjian pengelolaan Blok Cepu, komposisi penyertaan saham di blok tersebut masing-masing 45 persen untuk ExxonMobil dan Pertamina serta 10 persen bagi pemerintah setempat. Perinciannya, 4,48 persen untuk pemerintah daerah Bojonegoro, Blora (2,18 persen), Jawa Timur (2,24 persen), dan 1,09 persen Jawa Tengah. (art)

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati

Miris! Angka Stunting Cuma Turun 0,1 Persen, Padahal Sudah Keluar Puluhan Triliun

Komisi IX DPR RI mengkritisi turunnya angka prevalensi stunting hanya 0,1 persen dari 21,6 persen pada 2022 menjadi 21,5 persen pada 2023.

img_title
VIVA.co.id
11 Mei 2024