Krisis, Indeks Saham RI Terbaik Kedua Dunia

Nurhaida.
Sumber :
  • Bapepam-LK

VIVAnews - Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia sepanjang 2011 hingga 2 Desember lalu menjadi indeks terbaik kedua dunia setelah Amerika Serikat.

Berasa Nostalgia, Niall Horan Bawakan Lagu One Direction "Night Changes" pada konsernya di Jakarta

Sebab, dalam kondisi krisis ekonomi global, indeks saham RI masih bisa tumbuh positif jika dibandingkan dengan negara ASEAN maupun seluruh dunia.

"Market tahun ini sangat menantang akibat kondisi global. Indeks per tahun ini ada di level 3.795, memang hanya naik dua persen. Tapi, kalau dibandingkan negara lain sudah patut bersyukur karena negara lain negatif," kata Ketua Bapepam-LK, Nurhaida, saat Media Workshop, di Cisarua, Puncak, Jawa Barat, Sabtu, 10 Desember 2011.

Nurhaida menuturkan, pertumbuhan indeks saham sepanjang tahun ini tercatat hanya tiga negara yang bisa tumbuh positif yaitu AS, Indonesia, dan Thailand.

"Per 2 Desember, IHSG Naik 2,06 persen dibandingkan awal 2011. Indeks Shenzen minus 22,96 persen, Hongkong minus 17 persen, dan Singapura minus 13 persen," ungkapnya.

Untuk itu, lanjut Nurhaida, Indonesia patut bersyukur di tengah guncangan ekonomi global, IHSG masih bisa tumbuh positif meskipun di kisaran tipis. "Meski tidak pesat, tapi kita  tetap tumbuh. Kapitalisasi pasar juga tumbuh," kata dia.

Dapat dikatakan, lanjut Nurhaida, Indonesia memang terimbas krisis global, namun cenderung lebih sedikit jika dibandingkan dengan negara lain. Salah satu indikatornya adalah indeks saham yang masih tumbuh postif.

"Tidak salah kalau dikatakan ekonomi kita stabil, karena kalau ekonomi kita terkena dampak parah maka indeks kita negatif, tapi kita justru positif," tuturnya.

Menurutnya, kondisi ekonomi makro Indonesia juga dapat dikatakan masih bagus. Hal ini dilihat dari data pertumbuhan Produk Domestik Bruto sekarang 6,5 persen di kuartal III dari sebelumnya 2010 mencapai 6,1 persen, pertumbuhan inflasi turun dibanding 2010 mencapai 6,1 persen, di 2011 pada kuartal III mencapai 4,91 persen.

"Indeks kita memang tidak secermerlang tahun lalu yang mencapai 46 persen, tetapi tahun ini masih positif mencapai dua persen," kata dia. "Pasar modal tidak lepas dari ekonomi secara keseluruhan," tambah Nurhaida.

Sementara itu, kata Nurhaida, dari sisi emiten, secara fundamental cukup bagus dilihat dari laporan keuangan yang secara rata-rata masih profit positif sehingga bisa membuat Indonesia bisa bertahan dari gejolak yang terjadi di luar.

"Ke depan, kalau kita lihat negara lain yang kondisinya tidak terlalu positif, sehingga pemilik dana akan mencari tempat yang pertumbuhannya postif. Dari AS dan Eropa tentunya mencarinya ke Asia yang positif, seperti Indonesia," tegasnya. (hp).

Menag saat sapa jamaah haji di area Makkah Route Soetta Tangerang

Evaluasi Pelaksanaan Haji 2023, Menag Sebut Tahun Ini Wajib Ada Surat Keterangan Kesehatan

Tahun ini terdapat 241 ribu jemaah calon haji dari Indonesia yang akan berangkat ke tanah suci.

img_title
VIVA.co.id
12 Mei 2024