- Puspita Dewi | Semarang
VIVAnews - Kasus suap pemerintah kota Semarang kepada DPRD kota Semarang, direkonstruksi. Rekonstruksi dilakukan untuk mengetahui peran Sekretaris Daerah (Sekda( Ahmad Zainuri dan mencari inisiator suap tersebut.
Rekonstruksi dimulai pukul 9.54 WIB, dengan diawali dari kedatangan Kepala Inspektur Wilayah Kota Semarang, Cahyo Bintarum bersama Kepala Badan Kepegawaian Daerah, I Gusti Made Agung dan Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah ke ruangan Ahmad Zaenuri.
Di dalam ruangan Sekda, mereka mendesak kepada Ahmad Zaenuri agar menyediakan sejumlah uang agar pembahasan RAPBD 2012, khususnya tentang Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) bisa disetujui oleh Badan Anggaran DPRD Kota Semarang.
"Besaran dana sebesar Rp2,5 juta/anggota. Semua ada 25 anggota. Karena tak memiliki uang, Ahmad Zaenuri meminta agar mereka bertiga mencari sendiri," kata Umar Maruf, juru bicara tim penasihat hukum Zainuri.
Made terus mendesak Zainuri sehingga disarankan untuk meminjam di Koperasi. Untuk kepentingan ini, maka diperintahkan, Bendahara Sekretariat Pemkot, Yustiningsih untuk meminjam ke Koperasi.
Menunggu kedatangan Yustiningsih, tiba-tiba ada telepon dari Sumartono kepada Ahmad Zaenuri.
"Gimana pak? Sudah ada belum kopi-kopi coro-nya?" tanya Sumartono.
"Belum," jawab Ahmad.
Setelah Yustiningsih mendapatkan uang, I Gusti Made Agung, Cahyo Bintarum, dan Yudi Mardiana masuk ke ruangan Sekda untuk melapor, bahwa Agung Purno Sarjono dan Sumartono sudah menunggu.
"Ya sudah pak Made, Pak Cahyo, dan Pak Yudi kalau duitnya sudah dapat serahkan saja," kata Ahmad Zaenuri.
"Biar bapak saja," jawab mereka sambil keluar dari ruangan. Saat itu dua anggota DPRD yang sudah menunggu langsung masuk. Mereka sempat bertegur sapa.
Ahmad Zaenuri kemudian menyerahkan sebuah amplop coklat yang dibawa Yustiningsih kepada Agung PS dan Sumartono. Mereka kemudian berpisah.
Ahmad Zaenuri kembali bekerja, kemudian datang petugas KPK yang langsung memeriksa.
Rekontruksi tahap pertama ini dilakukan di ruang kerja Sekda kota Semarang dengan penjagaan ketat dari satpol PP. Hari ini juga rekontruksi akan dilanjutkan di Hotel Novotel tempat berlangsungnya pertemuan berikutnya.
Menurut juru bicara KPK Johan Budi, rekonstruksi ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran peristiwa pidana itu terjadi. "Mungkin ada hal-hal yang belum masuk dalam BAP, bisa didapatkan melalui rekonstruksi ini. Dan selama pelaku-pelakunya ada, kita tidak menggunakan pelaku pengganti," katanya.
Sementara itu, I Gusti Made Agung tak bersedia memberikan penjelasan seputar keterlibatannya. Dihubungi via telepon, Made menjawab tengah terjebak kemacetan lalu lintas dan langsung menutup ponselnya. Saat dihubungi kembali, ponselnya sudah tidak aktif. (eh)
Laporan: Puspita Dewi | Semarang