Menlu Australia: Barat Terpuruk, Asia Bangkit

Pelantikan Presiden : PM Australia Kevin Rudd
Sumber :
  • Vivanews/ Tri Saputro

VIVAnews - Menteri Luar Negeri Australia Kevin Rudd menyatakan bahwa negara-negara Barat kini harus mengakui bangkitnya kekuatan Asia. Saat krisis ekonomi menghantam Eropa dan Amerika Serikat, negara-negara Asia yang dipelopori China tumbuh menjadi kekuatan baru yang memberi pengaruh bagi stabilitas ekonomi global.

Pernyataan itu disampaikan Rudd dalam pidato di Royal Institute of International Affairs, Chatham House, di London, 24 Januari 2012 waktu setempat. Rudd menamai judul pidatonya: "Tantangan dalam Tatanan Dunia di Abad ke-21: Bangkitnya Asia, Merosotnya Eropa dan Masa Depan Barat."

Imigrasi Ungkap Asal Usul Kasus Video Sekte Sesat Bule di Bali

"Judulnya memang provokatif, namun itulah gambaran sesungguhnya situasi global saat ini yang dapat diperdebatkan dan jadi bahan pemikiran," kata Rudd.

Mantan perdana menteri Australia itu memaparkan bahwa sejak satu dekade lampau kebangkitan Asia sudah mulai terlihat. "Namun, dengan munculnya krisis keuangan global dan resesi global 2008-2009, apa yang tadinya terlihat jauh kini semakin dekat," lanjut Rudd.

Kebangkitan Asia ini sebagian besar didukung oleh China. Rudd mengatakan AS dalam 130 tahun terakhir menjadi negara dengan pengaruh terbesar di dunia. Namun, menyangkut pilar-pilar ekonominya, AS sudah disaingi oleh China, yang menikmati perekonomian yang sangat pesat dalam dua dekade terakhir.

Dengan mengutip data dari majalah The Economist yang terbit awal Januari 2012, Rudd menyatakan bahwa "ekonomi China, berdasarkan paritas daya beli, bisa jadi melampaui AS dalam kurun lima tahun mendatang."

Devisa asing milik China sudah lebih banyak dari AS sejak 2003. Kini devisa asing China sebesar US$2 triliun, bandingkan dengan utang luar negeri AS yang sebesar US$2,5 triliun.  

Selain itu, ekspor China sudah melampui AS sejak 2007 dan dalam tiga tahun terakhir memimpin investasi modal tetap. China pun sejak 2010 unggul dalam output manufaktur dan konsumsi energi. 

Kemajuan di sisi ekonomi ini turut menambah kemampuan China di sektor lain, termasuk militer. "The Economist juga memproyeksikan--mungkin ini kontroversial--bahwa nilai belanja militer China akan melampaui AS pada 2025," kata Rudd.
 
Maka, Rudd mengajak negara-negara Barat agar mulai melibatkan China dan kekuatan-kekuatan ekonomi lain dalam turut membentuk tatanan global dan regional. Ini berguna agar meredam kecurigaan satu sama lain demi menghindari konflik.

Kebangkitan Indonesia

BI Sediakan Rp13 Miliar Kas Keliling di 5 Pulau Terluar Papua

Sejak awal tahun ini Rudd sudah dua kali menyampaikan penilaian akan kebangkitan China dan Asia. Pada 14 Januari lalu dia menyampaikan hal serupa saat berpidato di Asia Society di New York, AS.

Saat itu, selain menyebut China, Rudd pun menyorot kebangkitan ekonomi Indonesia. "Indonesia sendiri--yang segera akan menjadi ekonomi senilai US$1 triliun, kini secara konsisten tumbuh lebih dari 6 persen per tahun dan dengan penduduk yang mendekati 250 juta jiwa. Indonesia, di bawah arah kebijakan baru Presiden Yudhoyono dan tim ekonominya kemungkinan besar akan muncul menjadi salah satu dari enam ekonomi teratas di dunia pada 2030," kata Rudd. 

Ilustrasi dolar Amerika Serikat

Tidak Pakai Dolar, Rusia Beli Senjata dari India Gunakan Rupee

Rusia baru-baru ini membeli hampir US$ 4 miliar atau setara dengan Rp 64,4 triliun peralatan pertahanan dan senjata buatan India dengan menggunakan mata uang lokal Rupee.

img_title
VIVA.co.id
14 Mei 2024