- ANTARA/Widodo S. Jusuf
VIVAnews - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi, mengungkapkan bahwa demonstrasi besar-besaran para buruh di Bekasi pekan lalu membuat sejumlah perusahaan asing berencana merelokasi pabrik mereka dari wilayah Jabodetabek.
Untuk itu, Sofjan mengusulkan perusahaan-perusahaan asal Jepang dan Korea Selatan merelokasi pabrik-pabriknya ke wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Untuk perusahaan Jepang dan Korea, saya bilang lebih baik mundur sajalah ke daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata dia, di Jakarta, Selasa, 31 Januari 2012.
Menurut Sofjan, dampak demo buruh minggu lalu cukup besar, terutama terhadap investasi yang berhubungan dengan labor intensive industry (industri yang membutuhkan banyak pekerja). Selain itu, dampak berikutnya adalah terhadap usaha kecil menengah (UKM).
"Yang ini kita perjuangkan sekarang ini adalah bukan untuk perusahaan yang besar-besar, di mana para perusahaan tersebut masih bisa membayar upah minimum buruh. Akan tetapi, usaha-usaha kecil menengah kita. Itulah yang menjadi masalah utama kita," ungkapnya.
Untuk itu, Sofjan meminta kepada gubernur, khususnya Gubernur Jawa Barat, supaya hal ini (upah minimum buruh) dikecualikan, yaitu UKM dan label investasi industri tersebut. Ini terjadi, karena yang menjadi masalah di negara ini adalah masalah kemiskinan dan pengangguran.
"Bagaimana bisa menekan pengangguran adalah dengan adanya UKM. Begitu juga dengan labor intensive industry, bukan yang capital intensive yang kita utamakan seperti perusahaan-perusahaan besar lainnya," kata dia.
Tidak Mengerti
Sofjan menegaskan, pemerintah tidak mengerti bagaimana upah minimum tersebut, karena upah itu digeneralisir, di mana jenis perusahaan yang besar dan kecil juga harus membayar.
"Yang kita perjuangkan saat ini adalah yang minta tolong dengan pihak Apindo adalah orang-orang yang tidak mempunyai organisasi dan para pengusaha kecil menengah yang tidak ada insentif," ujarnya. (ren)