BUMN Diduga Jadi Pemicu Anjloknya Rupiah

VIVAnews - Anggota Komisi XI Dradjad H Wibowo menduga pelemahan rupiah yang terjadi menjelang akhir pekan ini banyak disumbang oleh kegiatan transaksi derivatif spekulatif, terutama oleh perusahaan-perusahaan plat merah.

Kasus Korupsi Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Cegah Eks Ketua DPD Gerindra Malut ke Luar Negeri

Dradjad pun meminta Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil memberi peringatan keras kepada BUMN yang melakukan transaksi sepkulatif.

"Sangat ironis ketika pemerintah berusaha menstabilkan rupiah, namun mereka ikut menyumbang pelemahan rupiah," ujar Dradjad di DPR, Jakarta, Kamis 19 Februari 2009. "Menteri jangan banyak wacana. Mereka bisa ditertibkan, kuncinya dengan pelarangan dan penindakan," katanya.

Rupiah yang saat ini menembus level Rp 12.000/US$, kata dia, dipengaruhi permintaan dan penawaran yang tidak seimbang. Permintaan ini dipengaruhi pembayaran utang dolar milik korporasi, pemerintah dan permintaan dolar untuk transaksi derivatif. "Tiga itu adalah yang paling besar pengaruhnya," kata dia.

Namun Dradjad juga mengatakan, tidak sepenuhnya BUMN yang terlibat transaksi derivatif bisa disalahkan. "BUMN itu memang ada yang terjebak dalam arti tidak tahu, ada yang memang salah ambil posisi tanpa ada unsur kolusi, tetapi juga ada yang memiliki unsur kolusi," katanya.

Untuk memulihkan rupiah, kata dia, tidak hanya sebatas menambah pasokan dolar tetapi juga menyeimbangkan pasokan dan permintaan.

Zulkifli Hasan dan Prabowo

Dukung Presidential Club Ala Prabowo, Zulhas: Ide Bagus, Kepentingan Merah Putih

Usulan Presidential Club ala Prabowo menuai pro dan kontra.

img_title
VIVA.co.id
9 Mei 2024