- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Pasar saham di Bursa Efek Indonesia kembali ramai oleh transaksi beli investor. Kondisi itu memicu indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali menguat dan bertengger di atas level psikologis 4.100.
IHSG dibuka naik di posisi 4.142 pada awal transaksi Senin 6 Agustus 2012, melanjutkan prapembukaan pagi tadi yang menguat 39,80 poin atau 0,97 persen ke level 4.139,61.
Sementara itu, pada penutupan perdagangan Jumat, 3 Agustus 2012, indeks berakhir naik menjadi 4.099,81 dari dua transaksi terakhir yang melemah.
Sementara itu, berdasarkan data BEI, saham-saham unggulan menguat cukup signifikan pada awal perdagangan hari ini. Saham-saham tersebut di antaranya, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).
Menurut analis PT Phillip Securities Indonesia, Gunawan Sutanto, indeks diperdagangkan menguat hari ini, karena dipicu sentimen pasar yang membaik, setelah data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang dirilis Jumat malam lalu lebih baik dari perkiraan.
"Pelaku pasar juga cenderung melihat bahwa Bank Sentral Eropa akan segera mengambil tindakan untuk menahan meluasnya krisis utang di zona euro," kata Gunawan dalam risetnya kepada VIVAnews di Jakarta, Senin.
Analis PT BNI Securities, Viviet S. Putri, juga berpendapat, pergerakan positif bursa AS, setelah data tenaga kerja AS melonjak 163 ribu lapangan kerja atau di atas ekspektasi yang hanya 100 ribu, menjadi sentimen positif ke bursa.
Selain itu, dia menambahkan, berita seputar perkembangan krisis Eropa, yakni langkah Yunani yang memastikan komitmennya untuk segera menjalankan agenda reformasi sesuai persyaratan dikucurkannya dana talangan (bailout) turut memengaruhi pasar.
"Namun, indeks bursa acuan di kawasan regional yang cenderung mengalami tekanan jual akan membatasi penguatan IHSG," tutur Viviet. (art)
BPBD DKI Ungkap 3 Sumber Ancaman Gempa di Jakarta
BPBD DKI mengungkap tiga sumber ancaman gempa di wilayah DKI Jakarta dan pengungkapan sumber ancaman tersebut sebagai upaya untuk memitigasi bencana.
