- VIVAlife/Heryu Nandiasa
VIVAlife- Keluarga Almarhum Moerdiono tak bisa mengelak saat majelis hakim di Pengadilan Agama Jakarta Selatan memutuskan mengabulkan yang diminta oleh Machicha Mochtar. Keputusan itu, menurut Rusdy, tim kuasa hukum Machicha, bersifat mengikat dan harus dipatuhi.
"Kalau tidak dilakukan, artinya mereka lari dari tanggung jawab hukum," tegasnya saat ditemui di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Rabu, 7 November 2012.
Menanggapi hal itu, pengacara dari keluarga Almarhum Moerdiono, Kartika Yosodiningrat menuturkan, pihaknya masih memiliki kesempatan banding jika keberatan dengan keputusan majelis. Di sidang berikutnya, ia masih bisa memberikan bukti dari pihak keluarga Moerdiono.
"Pokok gugatan ini adalah pengakuan anak, bukan kawin terhadap Pak Moerdiono. Seharusnya gugatan ditujukan pada almarhum, tidak bisa ke anak-anaknya. Mereka dipaksa diambil tes DNA, tapi Bu Maryati (istri Moerdiono) tidak pernah memberikan izin," ujar Kartika dalam kesempatan yang sama.
Jika memang pihak keluarga Moerdiono tidak ada yang setuju dengan pemeriksaan tes DNA, bukan tak mungkin jalan keluar terakhir adalah membongkar makam Almarhum Moerdiono sendiri. Itu dikatakan Oktryan Makta, salah satu kuasa hukum Machicha yang juga hadir saat itu.
Menurutnya, karena keputusan hakim sudah ditetapkan, maka seharusnya mau tidak mau keluarga Moerdiono harus melakukan tes DNA. "Kalau ada penolakan, majelis akan mempertimbangkan. Tapi pokok perkara tetap diputus. Ini untuk membuktikan, bisa saja pembongkaran makam itu terjadi, tapi saya harap tidak. Kalau tidak mau tes DNA, dia (pihak Moerdiono) bisa menuntut balik," lanjut Oktryan. (umi)
Disaksikan Wapres Ma'ruf, IBA Beri Bea Siswa ke Santri dan Mahasiswa di Banten
Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin menghadiri acara halal bihalal dan silaturahmi yang digelar oleh Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) Provinsi Banten.
