WAWANCARA EKSKLUSIF

NOAH, Dilempar Botol Hingga Panggung Goyang

NOAH
Sumber :
  • Dok. Image Dynamics

VIVAlife - Saat Peterpan berganti NOAH, 2 Agustus 2012 lalu, banyak orang sangsi. Menyangsikan kelangsungan hidup band ini. Maklum saja, nama Peterpan itu sudah terlanjur terbenam dibenak orang ramai. Sedang nama NOAH agak terdengar aneh.

Jurus Turunkan Berat Badan Pakai Protein

Sejumlah orang malah menjadikannya bahan kelakar, bahkan juga mencibir. Itu sebabnya ada juga yang meramalkan musik rancak anak-anak muda ini bakal terguling. Dan karir Ariel tinggal 5 watt, sebelum kemudian meredup, lalu gelap.

Tapi Ariel dan kawan-kawannya memberi bukti sebaliknya. Bahkan mengejutkan. Gebrakan demi gebrakan membetot publik. Seperti tak kenal letih. Dari kota-kota raksasa di sejumlah negara hingga kota-kota kecil di tanah air. Mereka manggung di lima negara dan dua benua. Delapan kota besar di Indonesia. Lalu manggung 25 kota kecil yang saat ini tengah berlangsung. Ariel, Uki, Lukman, Reza, dan David seakan nyaris tak pernah "bernafas".

Misteri 'Bak Mandi Tuhan' Berusia 7.000 Tahun

Dan kerja keras memang ada hasilnya. Bukannya meredup, bintang NOAH justru melangit dengan cepat. Berkibar dan bersinar gemilang. Fans mereka semakin membludak, dan semakin heboh. Band dengan logo gambar sehelai bulu itu telah membuktikan arti sesungguhnya dari kebangkitan.

Sukacita itu tidak hanya dipetik dari setiap panggung, tapi juga dari album baru yang dirilis tak lama setelah nama NOAH dilansir. Album yang mengendap selama dua tahun karena kasus yang mengganjal Ariel, sang vokalis, akhirnya bisa dinikmati orang ramai.

Respons publik atas album itu sungguh luar biasa. Siapa yang tak pernah menyenandungkan lagu Separuh Aku? Ruang karaoke mana yang tak memutar lagu pertama andalan NOAH itu? Dari anak-anak hingga kaum berumur nyaris gampang melafal tembang ini.

Bayi Ini Lahir Beserta Kantung Ketuban yang Utuh

Bagaimana siasat mereka untuk bangkit? Memelihara tenaga. Dan merebut kembali simpatik publik? Dalam wawancara eksklusif dengan VIVAlife di kantor Musica Studio, kawasan Pancoran, NOAH menjawab hampir semua pertanyaan itu. Juga membagi banyak kisah. Dari karier, sampai kehidupan pribadi. Berikut petikan wawancaranya.

Apa sebenarnya arti album Seperti Seharusnya untuk kalian?

Uki (U): Sudah ditunda 2 tahun dan baru keluar, apalagi dengan nama baru. Bagi kami itu serasa lahir kembali dengan semangat baru, itu seperti titik bangkitnya kami lagi.

Reza (R): Memang ini saatnya harus keluar, kalau dipaksakan di waktu yang lain, momennya akan terasa berbeda lagi. Ini pas banget harus keluar.

Lukman (L): Buat saya album baru itu mewakili siapa kami. Musiknya lebih bervariasi, berbeda, merupakan campuran dari yang suka genre musik ini dan itu. Ibaratnya album ini mewakili kami semua.

Di album ini lagu-lagunya bukan hanya ciptaan Ariel saja?

Ariel (A): Memang ada saatnya akan begitu, kreasi dari yang lain juga harus keluar. Suatu saat kita pasti butuh teman lain, yang bisa memberikan ‘kesegaran’ untuk musik. Kebetulan, adanya David menambah kesegaran itu jadi semakin terlihat warna albumnya.

Beda dari album-album sebelumnya?

U: Buat saya, semangatnya.

R: Adanya David juga membuat berbeda, karena kali ini dia sudah menjadi personel tetap di NOAH.

A: Yang ini lebih kaya, kalau kita dengar banyak isian-isiannya, banyak synthesizer. David juga banyak ngisi. Ada beberapa kita mixing sendiri, nggak sama orang lain.

Lirik dan musiknya lebih sendu dibandingkan album-album sebelumnya?

U: Kami tidak membuat sengaja yang seperti itu. Buat kami, musik berkembang secara natural, tidak ada unsur kesengajaan mau dibentuk seperti apa.

A: Mungkin karena yang keluar baru dua lagu (Separuh Aku dan Hidup Untukmu Mati Tanpamu), jadi baru dua itu yang terdengar oleh publik. Beberapa yang lain nggak terlalu sendu kok.

Kondisi industri musik sedang terpuruk, tanggapan kalian?

A: Industri musik memang sedang begitu, dan kita hanya bisa pasrah. Memang zamannya sedang seperti itu, baik di dalam maupun luar. Tapi harus diakui, di sini memang sangat tinggi tingkat pembajakannya.

Pelan-pelan, kita harus bisa mencoba melawannya sebisa kita, nggak boleh menyerah sama keadaan. Masa gara-gara pembajakan banyak terus kita nggak bikin musik? Sambil berharap yang berwajib membereskan itu, kita cari jalan lain dan tetap jalan dengan musik kita.

NOAH merilis album di tengah kondisi yang seperti itu, bagaimana usaha kalian?

A: Mencari jalan lain, seperti jualan online. Kalau ada kesempatan kita kampanyekan untuk tidak membeli bajakan.

Memperbanyak konser juga cara NOAH ‘menjual’ nama?

A: Tidak seperti itu juga, kami memperbanyak konser karena sedang ingin menciptakan hype yang bagus. Jadi di televisi ada, di mana-mana juga ada, lebih seru. Tidak ada hubungan langsung dengan penjualan album, karena setiap konser kita nggak pernah sambil berjualan kok, hehehe.

Bisa diceritakan proses kreatif kalian memproduksi sebuah lagu?

U: Siapa yang punya demo, seperti rekaman walaupun cuma satu reff atau satu bar atau satu intro juga kadang-kadang kita suka rekam. Kadang-kadang dia nyimpan entah itu di gadget-nya. Kalau misalnya ada yang punya ide tambahan, eh lagu yang kemarin ini tambah ini-ininya, lama-lama berkembang. Terakhir lirik.

Inspirasinya biasanya dari mana?

L: Kadang kisah orang, teman. Kalau saya begitu. Kadang-kadang lagi galau nih, saya tanya kenapa, dengerin. Kalau unik ya sudah bikin.

A: Dari kehidupan yang kita jalani pun sebenarnya banyak kok.

Bra

Cup Bra Terlalu Besar Picu Gangguan Kesehatan

Bra yang tidak pas dapat berpengaruh pada postur dan organ internal.

img_title
VIVA.co.id
7 Juni 2013