- omnihealthcare.co.id
VIVAnews - PT Bursa Efek Indonesia menghentikan sementara perdagangan saham PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk pada transaksi Senin 11 Februari 2013.
Suspensi atas saham pengelola Rumah Sakit Omni Internasional itu dilakukan seiring peningkatan harga saham kumulatif sebesar Rp690 atau 138 persen.
Pada penutupan perdagangan 25 Januari 2013, harga saham Sarana Meditama masih berada di level Rp500. Namun, pada 8 Februari 2013, harga saham berkode perdagangan itu sudah mencapai Rp1.190 per unit.
"Penghentian perdagangan saham ini untuk cooling down," kata Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Irvan Susandy, dalam penjelasan tertulis di Jakarta, hari ini.
Otoritas bursa menyatakan, suspensi saham Sarana Meditama di pasar reguler dan tunai itu untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar dalam mengambil keputusan investasinya. "Pelaku pasar diharapkan dapat mempertimbangkan secara matang informasi yang ada terkait saham SAME," ujarnya.
Sarana Meditama Metropolitan resmi masuk bursa pada 11 Januari 2013, dengan mencatatkan sebanyak 1,18 miliar saham. Selama masa penawaran umum perdana (initial public offering/IPO), perseroan meraup dana Rp72 miliar. Nilai kapitalisasi pasar tercatat Rp472 miliar.
Perseroan merupakan emiten ketiga tahun ini atau ke-462 dari seluruh emiten yang mencatatkan sahamnya di BEI pada harga Rp400 per unit. Saham Sarana Meditama dicatatkan di papan pengembangan perdagangan bursa.
Per 30 Juni 2012, perseroan membukukan aset Rp288,24 miliar dengan kewajiban mencapai Rp279,52 miliar. Pendapatan selama periode itu tercatat Rp130,56 miliar dengan laba kotor Rp62,92 miliar.
Setelah penawaran umum perdana saham, komposisi pemegang saham perseroan adalah PT Omni Health Care sebesar 84,53 persen, Didi Armanto Kusumanto 0,22 persen, publik 15,23 persen, dan employee stock allocation (ESA) 0,02 persen.
Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024
Mahfud MD, buka-bukaan mengenai langkah politik dia selanjutnya, usai pelaksanaan dari Pilpres 2024. Mengingat mantan Menkopolhukam RI tersebut bukan kader partai politik
