Sumber :
- Wikimedia Commons / U.S. Department of Energy
VIVAnews
- Pada 65 tahun yang lalu, Amerika Serikat sebagai pemenang Perang Dunia II berkomitmen membantu para sekutunya di Eropa untuk bangkit dari kehancuran perang. Maka, mendiang Presiden Harry S. Truman memerintahkan program bantuan ekonomi keuangan besar-besaran AS ke Eropa.
Menurut
The History Channel
, program itu diberi nama Marshall Plan. Ini sesuai dengan nama Menteri Luar Negeri AS pada waktu itu, George C. Marshall, yang menganjurkan agar Eropa harus segera dibangun kembali setelah porak-poranda akibat Perang Dunia Kedua.
Selama 1948-1951, di bawah program Marshall, AS mengucurkan lebih dari US$13 miliar kepada Eropa. Program ini tidak saja bertujuan memulihkan ekonomi negara-negara Eropa dari kehancuran perang, namun juga memberi peluang bagi AS untuk memperluas pasar bagi produk-produknya sekaligus menyelamatkan Washington dari resesi pasca perang.
Maka, bagi sebagian kalangan, Marshall Plan turut berperan mendongkrak status Amerika Serikat sebagai negara adidaya. Profil AS pun saat itu juga dikenal sebagai penyelamat ekonomi Eropa.
Namun, Marshall Plan ini tidak bisa diterapkan di penjuru Eropa. Uni Soviet, yang juga tampil sebagai pemenang Perang Dunia II, mulai menebar pengaruh politik dan ekonomi di negara-negara Eropa Tengah dan Timur.
Baca Juga :
Terpopuler: Deretan Negara dengan Janda Terbanyak di Dunia hingga Resep Gampang Gulai Tunjang
Baca Juga :
Terpopuler: Rio Reifan Ditangkap karena Kasus Narkoba hingga Zita Anjani Pamer Starbucks di Mekkah
Kelompok Kemanusiaan Periksa Persenjataan Mematikan yang Belum Meledak di Gaza
Sebuah kelompok kemanusiaan yang berada di Inggris sedang mengamati persenjataan Israel yang belum meledak di Gaza untuk memastikan keamanan wilayah di Palestina.
VIVA.co.id
29 April 2024
Baca Juga :