APEC Bahas Program Peningkatan Standar Keamanan Pangan

Logo KTT APEC di Amerika Serikat November 2011
Sumber :
  • REUTERS
VIVAnews
– Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) akan merambah program peningkatan pemahaman standar keamanan pangan guna mendukung daya saing produk pangan negara-negara anggota.


Hal ini dibahas di forum workshop bertajuk 'Best Practice on Educating Food Safety Standards to SMEs' yang merupakan salah satu rangkaian Second Senior Officials Meeting Asia-Pacific Economic Cooperation (SOM II-APEC) di Hotel Marriot, Surabaya, Jawa Timur, Rabu 10 April 2013.


Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM), Lucky S Slamet, menyatakan bahwa sesuai ketentuan WHO, selain pemerintah masing-masing negara mengawal tingkat keamanan sejak pre-market, produsen pangan adalah yang paling bertanggung jawab terutama bila ada temuan atau pelanggaran. Sehingga diharapkan dari workshop ini didapatkan umpan balik dari negara-negara peserta untuk penerapan standar keamanan pangan.


"Agar bisa bersaing dan komoditas kita tidak ditolak memasuki negara lain, terutama bisa menjadi tuan rumah sendiri dalam menghadapi kawasan ASEAN 2015 nanti," kata Lucky.


Proses pembahasan modul keamanan pangan, menurut Lucky, lebih ditekankan pencapaiannya melalui upaya konvergensi bukan harmonisasi, yang dikhawatirkan hanya menguntungkan negara maju.


Lucky menjelaskan, 90 persen dari industri di APEC region ini adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dengan demikian kesempatan ini bisa dimanfaatkan oleh negara-negara anggota dalam memperjuangkan produknya masing-masing agar bisa diterima negara lain, sekaligus melindungi pasar dari produk luar yang tidak sesuai standar keamanan pangan.


Meski hasil pertemuan ini tidak bersifat mengikat, namun menurut Lucky, bisa dijadikan bahan rekomendasi pada pembahasan perdagangan di level World Trade Organization (WTO).


Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat yang Biayanya Rp 1,4 Triliun
"Pertemuan tingkat APEC ini hanya fokus untuk peningkatan kapasitas, tidak menghasilkan keputusan yang mengikat negara-negara anggotanya. Namun dari hasil pembicaraan ini kita bisa menjadikannya rekomendasi pada pembahasan tingkat WTO kelak," katanya.

Google Mengajar Guru

Deputi Bidang Pengawasan Pangan dan Bahan Berbahaya Badan POM, Roy A. Sparingga, menambahkan, tantangan utama dalam meningkatkan standar keamanan pangan adalah merubah faktor perilaku masyarakat.
Areum Eks T-ARA Akhirnya Kembali Aktif di Media Sosial


"Kami sudah
mapping,
paling sulit adalah mengubah perilaku
personal hygiene
dan sanitasi, selain pemakaian bahan berbahaya yang merupakan pelanggaran hukum," kata Roy. (eh)



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya