Sumber :
- Space.com
VIVAnews -
Matahari kembali melepaskan letupan api kategori dahsyat kemarin. Untungnya, letupan ini tidak mengarah ke Bumi.
Laman
Universe Today
melaporkan, Selasa 14 Mei 2013, letupan yang disebut sebagai X1.7 diklasifikasikan sebagai salah satu letupan terbesar pada 2013. Bahkan, letupannya kemudian disusul dengan letupan yang lebih kuat, letupan kelas X2.8. Letupan itu diabadikan laboratorium Solar Dynamics Observatory (SDO) NASA.
Kedua letupan yang terjadi di bagian Matahari itu dikaitkan dengan fenomena Matahari lainnya,
coronal mass ejection
(CME). Fenomena ini merupakan badai Matahari yang memancarkan sinar radiasi dan bisa sewaktu-waktu mengarah ke Bumi.
Menurut pengamat cuaca ruang angkasa, SpaceWeather, badai yang dimaksud kali ini tidak mengarah langsung ke Bumi. Laman ini menyebutkan tidak ada planet yang terancam lontaran badai Matahari itu.
Hanya saja, badai itu mengancam misi
Epoxi
NASA, pesawat infra merah sensitif NASA,
Baca Juga :
Rizky Febian dan Mahalini Bakal Nikah, Ketua MUI Ungkap Hukum Pria Muslim Nikahi Wanita Non Muslim
NASA telah mengantisipasi lontaran CME dan segera menempatkan pesawat itu pada mode yang aman untuk melindungi instrumen pesawat. Badan antariksa AS itu menyebutkan, CME bisa meluncur dengan kecepatan 1.930 kilometer per detik ketika terlontar dari Matahari.
"Ada beberapa radiasi partikel. Ini jadi perhatian operator wahana antarplanet, karena partikel dapat berdampak pada elektronik komputer di pesawat," ujar pejabar NASA, dikutip
Space.com
.
Citra SDO dari ledakan X2.8, 13 Mei, 2013. (NASA/SDO)
Letupan Matahari kelas X muncul seiring aktifnya sisi kiri wilayah Matahari, dalam beberapa hari terakhir.
NASA mengatakan, jika letupan kelas X menuju Bumi, dapat berisiko serius bagi astronot, satelit ruang angkasa, GPS maupun komunikasi sinyal. Badai Matahari terkuat bahkan dapat memengaruhi sistem infrastruktur darat.
Sementara itu, letupan Matahari sedang dapat menghasilkan kilatan aurora yang spektakuler.
Berikut videonya:
Halaman Selanjutnya
NASA telah mengantisipasi lontaran CME dan segera menempatkan pesawat itu pada mode yang aman untuk melindungi instrumen pesawat. Badan antariksa AS itu menyebutkan, CME bisa meluncur dengan kecepatan 1.930 kilometer per detik ketika terlontar dari Matahari.