Sumber :
- NASA
VIVAnews
- Sekelompok ilmuwan di Kanada mengumumkan penemuan galaksi misterius yang sangat jauh. Galaksi itu berjarak 12 miliar tahun cahaya dari Bumi.
Dilansir
RedOrbit
, 29 Mei 2013, tim ilmuwan yang bekerja pada fasilitas Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) menemukan bintang aktif dan terjauh yang membentuk galaksi dalam jagad semesta. Galaksi itu ditemukan melalui survei area luas langit dengan teleskop South Pole yang berukuran 10 meter. Fasilitas ALMA dibutuhkan agar membantu ilmuwan mendapatkan resolusi gambar yang lebih tinggi.
Dalam operasinya, tim ilmuwan menggunakan teknik pengamatan yang dikenal sebagai lensa gravitasi. Efek itu terjadi saat cahaya galaksi jauh dibelokkan dengan pengaruh gravitasi dari bagian depan galaksi terdekat. Agar hal ini terjadi, galaksi jauh harus setidaknya berlokasi sempurna di belakang lensa galaksi.
"Hanya beberapa galaksi yang dilensa gravitasi telah dipelajari sebelumnya pada panjang gelombang submillimeter," kata Gil Holder, dari McGill University dan salah satu pemimpin studi.
"Pengamatan resolusi tinggi baru dengan ALMA telah memberikan pandangan baru puluhan sistem tersebut," tambah Holder.
Tim juga melaksanakan survei kedua dengan ALMA untuk mengamati cahaya dari molekul karbon monoksida di dalam galaksi untuk mengukur jarak mereka dengan Bumi.
Akhirnya, tim menemukan banyak galaksi secara konsisten lebih jauh dari yang diantisipasi ilmuwan. Termasuk galaksi yang berjarak hampir 12 miliar tahun cahaya.
Sementara beberapa bintang jauh pembentuk galaksi disebutkan seterang 40 triliun matahari. Bintang ini membentuk 4000 bintang baru per tahun hanya satu miliar setelah dentuman Big Bang.
"Kami ingin memahami bagaimana dan mengapa galaksi ini membentuk bintang pada tingkat yang sangat cepat, segera setelah Big Bang," ujar Scott Chapman, peneliti dan salah satu pemimpin studi dari Dalhouise University, Kanada.
"Ini sebagian bisa menjawab bagaimana kelahiran galaksi kita, Bima sakti, miliaran tahun lalu," katanya.
Distribusi Materi Gelap
Selain itu materi misterius, material gelap (
dark matter
), dapat membantu astronom mendapatkan gambar efek lensa gravitasi.
Menurut laman
astronomytoday.com
, materi gelap merupakan materi yang tidak terdeteksi dari radiasi, tapi kehadirannya dibuktikan dari efek gravitasi materi yang tampak seperti bintang dan galaksi. Materi gelap dapat membantu menyelesaikan banyak ketidakkonsistenan dalam teori Big bang.
Lensa gravitasi memungkinkan ilmuwan untuk mengukur distribusi materi gelap di lensa galaksi dengan sangat rinci. Jenis studi ini sebelumnya hanya mungkin dilakukan pada teleskop super, Hubble Space, yang punya panjang gelombang cahaya tampak.
"Tapi sekarang hasil riset kami menunjukkan, berkat ALMA, studi lensa gravitasi dalam domian submilimeter telah memasuki babak baru," kata Yashar Hezavehm dari McGill University.
Baca Juga :
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit
Baca Juga :
Isu Ruben Onsu Digugat Cerai, Pengacara Pastikan Sarwendah Tak Ajukan Gugatan ke Pengadilan
Kata Shin Tae-yong Usai Justin Hubner Bikin Blunder Penghancur Timnas Indonesia U-23
Pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong buka suara atas kekalahan yang dialami timnya dari Irak pada laga perebutan tempat ketiga Piala Asia U-23 2024.
VIVA.co.id
3 Mei 2024
Baca Juga :