Sumber :
- twitter @christyjusung83
VIVAlife
- Bukan hal yang mudah bagi aktor Hengky Kurniawan melupakan masa-masa indah pernikahannya bersama Christy Jusung. Kini, keduanya sudah resmi bercerai. Bahkan, Chrity pun sudah menemukan kembali pasangan hidup baru.
Hengky mengakui, saat-saat pertama kali hidup menduda, rasa rindu pada mantan istrinya itu kerap menghantui. Situasi itu ia rasakan pada tiga bulan pertama setelah perceraiannya. Hengky bahkan tanpa malu mengaku masih menyayangi mantan istrinya tersebut.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Hengky mengakui, saat-saat pertama kali hidup menduda, rasa rindu pada mantan istrinya itu kerap menghantui. Situasi itu ia rasakan pada tiga bulan pertama setelah perceraiannya. Hengky bahkan tanpa malu mengaku masih menyayangi mantan istrinya tersebut.
"Itu pasti ya, karena selama 5 tahun bersama, rasa kangen itu manusiawi. Tapi, lama-lama perasaan itu hilang dan berubah jadi rasa sayang. Tapi, sayang sebagai ibu dari anak saya bukan sebagai pasangan," ujar Hengky saat ditemui di Epicentrum, Jakarta.
Ayah dari Bintang Pratama ini juga mengakui bahwa komunikasinya dengan mantan istrinya itu sudah tak selancar dulu. Apalagi, sejak Christy Jusung sudah kembali menyandang status sebagai istri orang. Komunikasi hanya dilakukan untuk hal yang menyangkut kepentingan anak.
"Kalau mau ketemu anak baru ada komunikasi. Sebelum dia menikah kan masih bisa bahas sesuatu, tanya kabar, dan perhatian. Kalau sekarang hanya seputar anak," ujarnya.
Meski mengaku sudah dapat mengendalikan rasa kangennya, pemain film
Me vs High Heels
ini tetap merindukan perhatian dari seorang wanita. "Kangen juga
diperhatiin
. Biasanya bangun pagi ada istri, jadi kebiasaan lima tahun
diperhatiin
. Sekarang
nggak
ada,
berasa
beda
aja
," ujarnya. (art)
Halaman Selanjutnya
"Itu pasti ya, karena selama 5 tahun bersama, rasa kangen itu manusiawi. Tapi, lama-lama perasaan itu hilang dan berubah jadi rasa sayang. Tapi, sayang sebagai ibu dari anak saya bukan sebagai pasangan," ujar Hengky saat ditemui di Epicentrum, Jakarta.
