Harga Minyak Lampaui US$50/barel

VIVAnews - Harga minyak mentah naik hingga melampaui US$ 50 per barel, Kamis 19 Maret 2009. Penyebabnya adalah naiknya harga komoditas, jatuhnya nilai mata uang dolar Amerika Serikat (AS), dan dilema program penyelamatan ekonomi oleh bank sentral AS, Federal Reserve.

Perajin di Bantul Ini Ubah Limbah Jadi Kerajinan Logam Beromset Ratusan Juta Per Bulan

Dalam perdagangan Kamis sore waktu setempat, harga minyak naik US$ 3,47 hingga mencapai harga US$ 51,61 per barel di New York Mercantile Exchange, AS. Harga tersebut merupakan yang tertinggi sejak awal Januari lalu ketika berada di posisi US$ 33,87/barel.

Seperti dikutip dari laman harian The Washington Post, harga tembaga, jagung, emas, dan produk lain naik, sehingga mendorong Indeks Komoditas Dow Jones-AIG naik 5,7 persen. Para analis mengatakan, itu karena sebagian besar pasar komoditas menutup transaksi lebih awal Kamis sore kemarin.

Reaksi para investor kemarin juga merupakan reaksi pertama mereka terhadap keputusan The Fed untuk mengucurkan dana US$ 1,2 triliun, Rabu lalu.

Harga minyak, atau komoditas lain, cenderung akan meningkat sebagai dampak dari inflasi, naik ketika nilai dolar AS jatuh, dan mendapat keuntungan dari meningkatnya aktifitas ekonomi.

Melemahnya nilai dolar cenderung meningkatkan harga minyak yang diperdagangkan dalam dolar. Bagai konsumen Eropa, penurunan nilai dolar pekan ini merupakan pengganti kerugian atas kenaikan harga minyak mentah. Nilai dolar AS anjlok 6,8 persen sejak 9 Maret 2009.

Peningkatan harga minyak kemarin terjadi lima hari setelah negara-negara eksportir minyak (OPEC) bertemu di Wina, Austria, dan memutuskan untuk tidak mengurangi produksi.

Akhir Kasus Pria Kribo yang Makan dengan Bayar Semaunya di Warteg Jakpus

Meski beberapa anggota OPEC menyarankan pemangkasan produksi agar harga minyak naik, tetapi negara produsen minyak terbesar, Arab Saudi, mengatakan bahwa pemangkasan dan harga minyak yang naik justru akan semakin memperparah kondisi ekonomi global.

Ilustrasi sampah plastik.

Benarkah Ada Plastik yang Bisa 'Bunuh Diri'

Para ilmuwan telah mengembangkan “plastik yang dapat mencerna sendiri”, yang menurut mereka dapat membantu mengurangi polusi.

img_title
VIVA.co.id
7 Mei 2024