VIVAnews - Likuiditas di pasar uang domestik pukul 14.00 WIB, Selasa 21 Oktober 2008, terdongkrak lagi menjadi Rp 33,5 triliun.
Pukul 08.30 WIB, likuiditas masih tercatat Rp 28,95 triliun. Data yang dikeluarkan Bank Indonesia, posisi Operasi Pasar Terbuka yang jatuh tempo masih tetap Rp 31,35 triliun dengan excess reserve (cadangan) masih di posisi Rp 2 triliun.
Pengumuman proyeksi likuiditas yang dimuat BI di situsnya meliputi dua materi utama yaitu proyeksi total likuiditas tersedia dan proyeksi excess reserve.
Proyeksi total likuiditas tersedia merupakan perkiraan ketersediaan likuiditas rupiah yang merupakan hasil proyeksi dari net perubahan faktor otonomus yang berperan dalam menambah/mengurangi ketersediaan likuiditas rupiah -- antara lain dipengaruhi oleh net aliran masuk/keluar uang kartal dari/ke sistem perbankan dan mutasi rekening pemerintah di Bank Indonesia --, net instrumen Operasi Pasar Terbuka (OPT) jatuh waktu, dan net perubahan saldo giro perbankan di Bank Indonesia.
Sedangkan proyeksi excess reserve merupakan selisih antara perkiraan saldo giro perbankan di Bank Indonesia dengan kewajiban pemeliharaan Giro Wajib Minimum (GWM). Proyeksi excess reserve tersebut mencerminkan besarnya likuiditas rupiah yang berada di sistem perbankan setelah dilakukan Operasi Pasar Terbuka.
Pengamat pasar uang Farial Anwar menyambut gembira dipublikasikannya data likuiditas harian ini. Karena selama ini kalangan pelaku pasar sulit mendapatkan data harian outstanding yang ada. Namun jika dibandingkan kondisi sebelum krisis dengan data yang baru dirilis BI ini, ia sulit melihat apakah likuiditas saat ini lebih kecil atau lebih besar.
"Karena minimnya data itu kita juga sulit melihat apakah ini ketat atau tidak. Karena ukuran likuiditas ketat atau tidak, tidak bisa dilihat dari besarnya dana tapi diukur dari suku bunga yang ditetapkan," ujar dia.
Baca Juga :
Ganas, Indonesia Hajar Inggris 5-0 di Thomas Cup
VIVA.co.id
27 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Khanzab mengisahkan kisah Rahayu (Yasamin Jasem) yang tinggal di Banyuwangi pada tahun 1988. Rahayu kecil hidup bersama dengan kedua orang tuanya dan bahagia.
Masih banyak guru dan siswa yang menghadapi tantangan dalam memperoleh dan menguasai kompetensi digital yang diperlukan untuk memanfaatkan teknologi secara efektif.
Indonesia U-23 Wajib Waspadai 4 Pemain Uzbekistan U-23, Ada yang Lawan Arsenal di Liga Champions
Bandung
9 menit lalu
Indonesia U-23 akan menghadapi lawan tangguh di semifinal Piala Asia U-23 2024, yaitu Uzbekistan U-23. Tim berjuluk "White Wolves" ini memiliki rekam jejak yang luar bia
Kader Pimpinan Anak Cabang Gerindra Gresik Solid Dukung dr Alif Cabup di Pilkada 2024
Jatim
12 menit lalu
Dukungan tersebut sesuai dengan hasil Rapat Pimpinan Cabang (Rapimcab) Partai Gerindra Gresik yang dibacakan Ketua Sidang Nur Saidah dan Sekretaris Taufiqul Umam.
Selengkapnya
Isu Terkini