Dubes Singapura Anil Kumar Nayar

"Singapura Tidak Mentolerir Tindakan Korupsi"

Dubes Singapura untuk Indonesia, Anil Kumar Nayar
Sumber :
  • VIVAnews

VIVAnews - Sebagai dua negara yang bertetangga dekat, Indonesia dan Singapura kerap berselisih paham dan tidak jarang menghadapi masalah bersama. Namun tantangan-tantangan itu justru membuat hubungan kedua negara semakin dinamis, ungkap Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Anil Kumar Nayar.

Ditemui VIVAnews dalam acara resepsi perayaan Hari Kemerdekaan Singapura di Jakarta, 21 Agustus 2013, Dubes Nayar menyatakan kedua bangsa memiliki hubungan yang sangat dekat dan penting, tentu akan selalu diselimuti perbedaan dan isu yang membutuhkan pendekataan yang berbeda pula. "Bahkan dalam sebuah keluarga, akan ada anggota keluarga yang mengambil sikap berbeda," kata Nayar.

Dia mengungkapkan bahwa Singapura pun mendukung langkah-langkah pemerintah Indonesia dalam memberantas praktik korupsi. Maka dia pun turut menaruh perhatian atasĀ  investigasi kasus korupsi Ketua Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas (SKK Migas), Rudy Rubiandini, dan Simon Tanjaya, seorang eksekutif dari perusahaan yang berbasis di Singapura, Kernel Oil.

Walau baru menjadi Dubes di Jakarta sejak Juni 2012, Indonesia bukanlah negara asing bagi Nayar. Indonesia merupakan penempatan pertama dia sebaga diplomat selama 1995-2000. Sejak saat itu karir diplomatiknya menanjak sehingga sebelum kembali bertugas di Indonesia, Nayar ditunjuk menjadi Dubes Singapura untuk Belgia merangkap Uni Eropa, Belanda, dan Luksemburg selama 2006-2012.

Berikut petikan wawancara VIVAnews dengan Dubes Nayar.

Bagaimana Anda melihat perkembangan hubungan Singapura dengan Indonesia baru-baru ini, mengingat kedua negara kerap kali bersinggungan dalam menghadapi isu tertentu, contohnya masalah kabut asap?

Saya rasa hubungan antara Indonesia - Singapura sudah terjalin sangat lama, bahkan sudah dimulai jauh sebelum kami merdeka. Hubungan yang terjalin adalah hubungan yang dalam, entah ketika Anda membahas mengenai hubungan di antara para pemimpinnya, warganya. Hubungan yang kami jalin juga sangat luas dan mencakup banyak bidang antara lain pertahanan, ekonomi, perdagangan, dan masih banyak lagi.

Saat Anda memiliki hubungan yang sangat dekat dan penting, tentu akan selalu diselimuti perbedaan dan isu yang membutuhkan pendekatan yang berbeda pula. Bahkan dalam sebuah keluarga, akan ada anggota keluarga yang mengambil sikap berbeda.

Namun kunci terpenting adalah kendati Anda berbeda, bukan berarti Anda tidak dapat menjalin kerjasama. Tidak berarti semua perbedaan yang Anda miliki mempengaruhi semua hal yang tengah Anda lakukan. Sehingga saya rasa hal itu bisa juga diterapkan dalam hubungan antara Indonesia dengan Singapura.

Tentu, akan selalu ada beberapa situasi yang membutuhkan penanganan berbeda atau beberapa tantangan yang harus dikelola. Namun itu tidak berarti kedua negara tidak dapat bekerjasama. Saya melihat hubungan kedua negara saat ini sudah memiliki dasar yang sangat kuat dan saya optimistis ke depan hubungan kami semakin baik.

Soal kasus suap di SKK Migas, KPK juga menangkap eksekutif sebuah perusahaan yang bermarkas di Singapura, PT Kernel Oil Ltd. Bagaimana komentar Anda terhadap kasus itu?

Yang saya ketahui, saat ini proses investigasi terhadap kasus itu masih terus berjalan. Terlalu dini apabila saya berkomentar mengenai kasus itu.

Sebagai perwakilan Pemerintah Singapura di Indonesia, yang ingin saya garis bawahi adalah sejauh yang Pemerintah ketahui perusahaan apa pun yang berbasis di negara kami dan dia beroperasi juga di negara lain, maka kami berharap mereka mematuhi hukum yang berlaku di negara tersebut. Mereka harus melakukan hal itu.

Sama seperti perusahaan asing atau lokal yang beroperasi di Singapura, maka mereka harus mematuhi aturan yang berlaku di negara kami. Sehingga tidak ada keraguan soal itu. Kami yakin kasus itu akan diinvestigasi, diproses, dan kita lihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

Seperti yang Anda ketahui Pemerintah AS memiliki aturan FCPA (Foreign Corrupt Practices Act, yaitu perangkat hukum yang membuat pihak berwenang AS bisa menindak perusahaan Amerika yang menyogok pejabat suatu negara di luar negeri). Apakah Pemerntah Singapura mengimplementasikan aturan serupa atas perusahaan yang berbasis di Singapura?

Saya rasa setiap negara dan pemerintahan memiliki sistem hukum masing-masing. Sejauh yang kami ketahui, pemerintah kami mengikuti aturan hukum internasional, mengingat negara kami merupakan pusat keuangan blue chip, penghubung kawasan regional dan internasional, sehingga kami juga mematuhi aturan global.

Pemerintah Singapura tidak mentolerir tindakan korupsi di mana pun di luar negeri. Tidak ada keraguan soal itu.

Apakah Pemerintah Singapura juga akan melakukan investigasi terhadap PT Kernel Oil Ltd terkait kasus suap SKK Migas?

Seperti yang saya katakan sebelumnya, kasus itu masih terus diinvestigasi oleh Pemerintah Indonesia. Kami masih akan terus melihat beberapa waktu ke depan. Apabila waktu itu tiba, baru kami akan memikirkan apa yang sebaiknya kami lakukan.

Namun sejauh ini yang menjadi perhatian kami, Pemerintah Singapura menginginkan perusahaan asal negara kami di mana pun mereka beroperasi untuk mengikuti hukum yang berlaku di negara tersebut dan kami juga menginginkan perusahaan lokal dan asing yang beroperasi di Singapura untuk mematuhi hukum yang berlaku di negara kami.

Sehingga tidak ada keraguan apalagi kompromi dalam hal itu. Kami masih harus menunggu terkait kasus ini.

Terlepas dari kasus SKK Migas itu, apakah sudah ada kerjasama antara Pemerintah Singapura dan Indonesia dalam pemberantasan tindak korupsi?

Dalam hal penegakkan hukum, sudah ada jalinan hubungan yang sangat lama di antara kedua negara. Badan keamanan dan petugas penegak hukum kami bekerja sama sangat erat dengan Indonesia. Kami berkoordinasi cukup baik

Saya baru saja berbicara dengan kolega kami dari Departemen Narkoba. Mereka ternyata sedang berada di Indonesia dan bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN).

Wali Murid Ungkap Perpisahan SMK Lingga Kencana Biasanya Digelar Dekat Sekolah

Itu menandakan kami memiliki beragam kerja sama yang masih berjalan. Bahkan di bidang seperti pemberantasan korupsi, sudah ada kerja sama yang sangat lama di antara kedua negara. Kerjasama itu akan terus berlanjut.

Sidang Syahrul Yasin Limpo, SYL

SYL Marah Jika Anak Buahnya Telat Bayar Setoran: Kamu Kurang Loyal!

Mantan Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo alias SYL sempat murka kepada para anak buahnya karena telat menyetorkan sejumlah uang. Bahkan, SYL pun menyingg

img_title
VIVA.co.id
14 Mei 2024