Sumber :
- ANTARA/Wahyu Putro A
VIVAnews
- Pelemahan nilai tukar rupiah semakin mengkhawatirkan, beberapa kebijakan yang telah di tempuh Bank Indonesia (BI) dan pemerintah ternyata tidak langsung membawa dampak yang signifikan di pasar keuangan.
Hari ini, Jumat 6 September 2013, rupiah diperdagangkan hampir menyentuh level Rp12.000/US$ pada sejumalh bank. Seperti PT Bank Central Asia Tbk (BCA), dalam situsnya menjual rupiah di level Rp 11.950/US$, namun untuk kurs beli rupiah bertahan di level Rp11.450/US$.
Gubernur BI, Agus Martowardojo, menjelaskan, terpuruknya nilai tukar menggambarkan situasi perekonomian Indonesia.
"Kalau kondisi yang melemah bahkan sampai di kisaran
year to date
sekitar 11 persen, itu adalah cerminan daripada fundamental ekonomi kita," ujar Agus di Gedung BI, Jakarta.
Menurut Agus, pelemahan rupiah yang terjadi beberapa hari terakhir memang disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah membengkaknya defisit neraca perdagangan. Hal inilah yang ditengarai telah menimbulkan respon negatif di pasar keuangan.
Namun, Agus menambahkan, pemerintah bersama Bank Indonesia telah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mengurangi pelemahan rupiah. Misalnya, kebijakan untuk memulai pemanfaatan biodiesel bahan bakar solar dalam rangka menurunkan ketergantungan pada bahan bakar minyak (BBM) yang diimpor.
Toomaj Salehi Rapper Asal Iran, Divonis Hukuman Mati Usai Kritik Pemerintah
Toomaj Salehi, seorang rapper terkenal asal Iran, dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan Iran karena karya musiknya yang kritis terhadap pemerintah
VIVA.co.id
3 Mei 2024
Baca Juga :