Sembilan Anggota DPR Teraspiratif Versi Insis

Priyo Budi Santoso
Sumber :
  • ANTARA/Ismar Patrizki
VIVAnews -
Meski secara umum citra Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) masih dipandang buruk oleh sebagian masyarakat Indonesia, namun ada beberapa anggota dewan yang dinilai masih mengakomodasi aspirasi rakyat.


Lembaga Institut Riset Indonesia (Insis), Minggu 28 September 2013, merilis anggota dewan teraspiratif dalam menampung pendapat dan aduan masyarakat.


Peringkat pertama yaitu, Priyo Budi Santoso (6,91 persen), Rieke Dyah Pitaloka (6,16 persen), Ganjar Pranowo (5,6 persen), Taufik Kurniawan (4,67 persen), Budiman Sujatmiko (3,92 persen), Mahfudz Siddiq (3,45 persen), Ahmad Muqowam (2,89 persen), Ahmad Muzani (2,52 persen) dan Eko Hendro Purnomo (2,14 persen).


Peneliti Senior Insis, Mochtar W Oetomo, mengatakan kategori aspiratif diukur dari bagaimana publik mengetahui sikap aspiratif anggota dewan tersebut dari berbagai sumber informasi dan kerangka pengetahuan responden.


"Memang kami akui faktor dapil yang menentukan tingkat aspiratif anggota dewan dibanding faktor media atau pemberitaan," kata Mochtar dalam konferensi pers hasil riset Potret Citra dan Evaluasi Kinerja DPR 2009-2014, di Hotel Atlet Century, Senayan Jakarta.

RI Dibayangi Meningkatnya Persaingan Global, Luhut: Tak Ada yang Bisa Mendikte Kita

Jadi, lanjutnya, penilaian aspiratif anggota dewan itu sesuai dengan latar belakang masing-masing responden. Baik dari media massa seperti televisi, melihat kehadiran di dapil atau faktor lainnya.
Nathan Tjoe-A-On Paling Dipuji Netizen, Marselino Ferdinan Jadi Sasaran Kritik


Terpopuler: Jogja Fashion Week 2024 Kembali Digelar hingga Fakta Vaksin AstraZeneca Bikin Geger
Dia menambahkan, dari hasil olah survei diketahui nama anggota dewan itu sering turun ke masyarakat, bukan hanya mengandalkan penampilan di televisi. Mochtar melanjutkan, sering tampilnya anggota dewan di media massa tidak lantas menjadikan figur yang aspiratif.

"Misalnya Ruhut Sitompul, tiap hari muncul sampaikan pendapat, tapi dia
nggak
masuk yang teraspiratif. Mungkin saja dia tidak sering turun ke konstituen di dapil," tuturnya.


Survei ini dilakukan sejak 17 Agustus hingga 20 September 2013 di 34 provinsi. Survei menggunakan metode random sampling dengan jumlah responden 1070. Margin of error kurang lebih 3 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan pertanyaan terbuka.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya