Krisis Finansial AS

BI: Perbankan Nasional Belum Mengkhawatirkan

VIVAnews - Bank Indonesia menilai krisis finansial di Amerika Serikat yang membuat kolaps bank-bank investasi di sana belum berimbas secara langsung pada industri perbankan nasional. Kondisi bank-bank belum memasuki tahap mengkhawatirkan.

Sementara ini bank sentral melihat kondisi pasar masih berjalan baik. "Jadi belum melihat adanya sesuatu yang darurat," kata Gubernur Bank Indonesia Boediono usai salat Jumat di Gedung BI, Jakarta, Jumat 19 September 2008.

BI, kata Boediono, belum mendeteksi adanya eksposure yang besar yang mampu meruntuhkan industri perbankan nasional, seperti kolapsnya salah satu bank investasi terbesar dan tertua Amerika, Lehman Brothers. "Jadi mungkin dampak tidak langsung ya," katanya.

Diakui mantan Menteri Koordinator Perekonomian itu, di luar negeri pengetatan dolar AS sangat luar biasa. Ibarat gempa, episentrumnya di Amerika dan imbasnya terjadi pengetatan likuiditas di sejumlah negara termasuk Indonesia. BI merenspons kondisi ini dengan melakukan berbagai langkah, antara lain mengurangi suku bunga fasilitas repo overnight dan memperpanjang tenornya. "Kita akan selalu menjaga ini, tentunya tergantung perkembangan selanjutnya. tetapi sementara ini kita melihat perbankan cukup aman," kata Boediono.

Jika kondisi ekonomi Amerika tidak lekas pulih, Boediono memperkirakan tidak hanya likuiditas ketat yang akan berlangsung lama, tapi juga kinerja ekspor yang akan terganggu. Sebab korporasi akan lebih sulit mendapatkan pendanaan dari luar karena secara global pembiayaan masih ketat.

Beli BBM di SPBU Pertamina Hari Ini Dapat Promo
Pencatatan Rekor MURI Pagelaran Tari Legong dengan pelajar terbanyak melibatkan 5.027 pelajar di Kota Denpasar

Bank Indonesia Libatkan 5.027 Pelajar di Denpasar Pecahkan Rekor MURI Pagelaran Tari Legong

Bank Indonesia juga mencatat rekor MURI menyanyikan lagu Cinta Bangga Paham Rupiah.

img_title
VIVA.co.id
2 Mei 2024