- VIVAnews/Gestina Rachmawati
VIVAlife - Berry Monach, vokalis Saint Loco yang tersiram air keras pada Minggu (27/10) lalu masih dirawat di RS Grha Kedoya, Jakarta Barat. Menurut dokter, butuh waktu enam bulan baginya untuk pulih total. Demi menunggu masa itu, personel Saint Loco rela menunda konser.
Itu disampaikan manajer Saint Loco, Iwan, saat ditemui di RS Grha Kedoya, Jakarta Barat.
“Kita akan menunggu perkembangan dari Berry. Kalau kita siap manggung, akan jalan. Kalau nggak, mungkin akan kita pending dulu,” ucap Iwan. Namun, ia tak menjelaskan ada berapa konser yang harus ia tunda atau batalkan.
Yang jelas ia menegaskan, posisi Berry tidak akan pernah digantikan oleh additional player.
Dari musibah itu, Saint Loco mengambil hikmah tersendiri. Joe, salah satu vokalis menuturkan, dirinya berharap ada pengawasan yang lebih ketat untuk seluruh personel band. Terutama di ranah publik. Saat pentas atau bertemu penggemar, misalnya.
Terus terang, ia masih merasa was-was. Joe khawatir, penyerangan itu bisa terjadi lagi. Kapanpun, di manapun, dan pada siapapun.
“Mungkin saya juga bisa kena. Berry itu supel, nggak pernah punya musuh, sayangnya nggak ada pengamanan berarti. Mungkin akan ada pembelajaran untuk memberi pengamanan khusus di kemudian hari,” katanya.
Selain itu, Joe juga berharap pelaku penyiraman air keras segera ditangkap. Saat ini, polisi masih menyelidiki identitas dan motifnya. Barang bukti sudah disita, CCTV sudah dikaji, dan beberapa saksi sudah diperiksa.
“Kami memaafkan sih, tapi tolong dicari saja. Nggak ada dendam, ini kan masalah publik. Mudah-mudahan pemerintah memberikan kebijakan agar air keras tidak diperjualkan secara bebas,” ucap Joe melanjutkan. (adi)
Perjalanan Sepatu Bata, Merek Sepatu Terkemuka yang Kini Menutup Pabrik di Purwakarta
Sepatu Bata pertama kali muncul di Indonesia pada tahun 193 dan bekerja sama dengan Netherlandsch-Indisch atau NV yang merupakan importir sepatu di Tanjung Priok.
