FTA ASEAN-Australia-Selandia Baru

Kerjasama Tekstil Harus Mengacu Aturan ASEAN

VIVAnews - Produsen tekstil dan produk tekstil meminta kerjasama untuk produk tekstil dan garmen terkait kerangka perjanjian perdagangan bebas (FTA) ASEAN dengan Australia dan Selandia Baru mengacu pada peraturan asal barang (rules of origin/ROO) ASEAN.

"Karena perjanjian sudah ditandatangani pada Februari lalu, maka kami usulkan untuk mengacu pada ROO ASEAN yang two step process dengan ASEAN Commulative," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ernovian G Ismy di Jakarta, Rabu 1 April 2009 malam.

Ernovian menjelaskan umumnya dalam setiap perjanjian perdagangan bebas negara yang terlibat sepakat untuk memberikan preferensi (perlakuan khusus) yang berbentuk penurunan tarif berdasarkan produk. "FTA selain menimbulkan ekses positif juga tidak mustahil menimbulkan ekses negatif," ujarnya.

Ekses negatif, menurutnya, dapat terjadi karena lemahnya posisi tawar ketika berhadapan dengan negara yang posisi ekonominya lebih kuat. "Terutama, bisa menentukan akses pasar bagi produk yang berhubungan dengan ROO," katanya.

Menurutnya, bagi Indonesia secara ekonomi, FTA akan lebih menguntungkan jika dilakukan dengan Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), dan Jepang sebagai negara-negara importir besar dunia untuk hasil-hasil produk industri dan manufaktur.

Data API menyebutkan, total perdagangan tekstil dan garmen antara Indonesia dengan Australia dan Selandia Baru, Indonesia selalu mengalami defisit. "Terjadinya angka negatif tersebut disebabkan oleh lebih dominannya importasi untuk produk serat yaitu kapas, wool, sutera, kecuali man made fiber seperti polyester dan rayon, daripada eksportasinya," kata Ernovian.

Walaupun demikian, dia menambahkan, untuk perdagangan di luar produk serat tersebut, Indonesia mengalami surplus. Surplus terbesar pada produk garment yang diikuti oleh produk kain, produk benang, dan produk tekstil jadi lainnya.

Motor Listrik Honda EM1 e: Dijual Lebih Murah di PEVS 2024
Jokowi dan Prabowo Makan Bakso Bareng

Soal Isu Prabowo Tinggalkan Jokowi usai Dilantik Jadi Presiden, Pengamat: Adu Domba

Baru-baru ini, muncul sebuah isu dari seorang pengamat politik yang menyebut bahwa Prabowo akan meninggalkan Presiden Jokowi demi PDIP usai dilantik menjadi Presiden.

img_title
VIVA.co.id
1 Mei 2024