Sumber :
- Dok. Greenland Tourist Board
VIVAnews -
Anda pikir potongan es di Greenland semakin kecil sekarang ini? Asal Anda tahu, potongan es itu pernah lebih kecil dari hari ini. Sejarah mencatat potongan es terkecil di Greenland terjadi pada 3.000-5.000 tahun yang lalu.
Hal itu diungkapkan para peneliti yang mempelajari sejarah lapisan es dengan menggunakan teknik baru yang mereka kembangkan sendiri untuk menafsirkan catatan fosil Arktik, seperti dilansir
Science Daily, Minggu 24 November 2013.
"Yang benar-benar menarik adalah apa yang terjadi di darat. Atmosfernya sangat hangat dalam kurun 9.000-5.000 tahun yang lalu, mungkin sampai akhir 4.000 tahun silam. Lautan dan samudera mengalami temperatur terpanas pada 5.000-3.000 tahun lalu," kata Jason Briner PhD, profiesor Geologi University Buffalo, yang memimpin studi ini.
"Lapisan es sangat bergantung pada temperatur laut. Itu bisa menjadi petunjuk untuk meramal apa yang akan terjadi di masa depan, di mana Bumi akan menuju ke sana lagi (menghangat). Ini bagian dari siklus Bumi," ujar Briner.
Studi ini tidak hanya penting untuk menjelaskan sejarah lapisan es Greenland, tetapi juga menyediakan alat baru yang penting pada para ahli geologi, yakni sebuah metode baru menggunakan fosil Arktik untuk mempelajari Greenland ketika frekuensi gletser yang terjadi sangat rendah belakang ini. "Pendekatan tradisional membutuhkan waktu lama dalam mengidentifikasi ketika lapisan es semakin kecil," kata Briner.
Temuan ini telah dipublikasi secara online pada Jurnal Geology pada 22 November 2013 silam. (eh)
![Yusril Ihza Mahendra]()
![img_title]()
Baca Juga :
Presiden Iran Korban Tewas Kecelakaan Helikopter, Ada Benturan Keras di Jenazah Awak Pesawat Jatuh
"Yang benar-benar menarik adalah apa yang terjadi di darat. Atmosfernya sangat hangat dalam kurun 9.000-5.000 tahun yang lalu, mungkin sampai akhir 4.000 tahun silam. Lautan dan samudera mengalami temperatur terpanas pada 5.000-3.000 tahun lalu," kata Jason Briner PhD, profiesor Geologi University Buffalo, yang memimpin studi ini.
"Lapisan es sangat bergantung pada temperatur laut. Itu bisa menjadi petunjuk untuk meramal apa yang akan terjadi di masa depan, di mana Bumi akan menuju ke sana lagi (menghangat). Ini bagian dari siklus Bumi," ujar Briner.
Studi ini tidak hanya penting untuk menjelaskan sejarah lapisan es Greenland, tetapi juga menyediakan alat baru yang penting pada para ahli geologi, yakni sebuah metode baru menggunakan fosil Arktik untuk mempelajari Greenland ketika frekuensi gletser yang terjadi sangat rendah belakang ini. "Pendekatan tradisional membutuhkan waktu lama dalam mengidentifikasi ketika lapisan es semakin kecil," kata Briner.
Temuan ini telah dipublikasi secara online pada Jurnal Geology pada 22 November 2013 silam. (eh)
Isu Jadi Jaksa Agung Usai Mundur dari Ketum PBB, Yusril Bilang Begini
Yusril Ihza Mahendra mundur sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) dalam sidang Musyawarah Dewan Partai (MDP).
VIVA.co.id
21 Mei 2024
Baca Juga :
