Bawa 100 Pengusaha, PM Inggris Pimpin Misi Dagang Terbesar ke China
Senin, 2 Desember 2013 - 16:54 WIB
Sumber :
- REUTERS/Ed Jones/Pool
VIVAnews
- Perdana Menteri Inggris, David Cameron, hari ini membawa serta sekitar seratus pebisnis ke Beijing. Ini merupakan misi dagang Inggris terbesar ke luar negeri.
Menurut kantor berita
Reuters
, dalam kunjungan tiga hari ke China, Cameron menyatakan lawatannya ini tidak hanya memperluas hubungan bisnis dan dagang dengan China, namun juga ingin membuka peluang kerjasama perdagangan bebas senilai miliaran dolar antara Uni Eropa dengan raksasa ekonomi nomor dua dunia, yang dulu populer dengan sebutan "Negeri Tirai Bambu."
"Transformasi China merupakan salah salah satu peristiwa yang sangat berarti seumur hidup kita. Saya melihat kebangkitan China sebagai peluang, tidak saja bagi rakyatnya namun juga bagi Inggris dan dunia," kata Cameron setelah bertemu dengan Perdana Menteri China, Li Keqiang, di Balai Agung Rakyat, Beijing.
"Beberapa pihak di Eropa dan di tempat lain melihat dunia tengah berubah dan ingin menutup China di balik tirai bambu hambatan perdagangan. Inggris justru ingin membongkar hambatan-hambatan itu," lanjut Cameron, politisi dari Partai Konservatif.
Seusai bertemu Cameron, Li mengatakan bahwa kedua pihak sepakat untuk memerangi proteksionisme dan mendorong liberalisasi dagang dan investasi. China, lanjut Li, menyambut baik sikap terbuka Inggris atas investasi China, terutama di sektor energi nuklir.
China juga ingin makin banyak warganya pergi ke Inggris untuk berbisnis maupun berwisata. "Ini akan mendatangkan kebaikan bagi China dan bahkan mendatangkan peluang kerja yang lebih banyak bagi Inggris," lanjut Li.
Dalam kunjungannya ke Beijing, Cameron mengungkapkan ambisi pemerintahnya sebagai negara yang berperan memuluskan kerjasama perdagangan bebas antara Uni Eropa dengan China. Inggris termasuk salah satu dari 28 anggota Uni Eropa.
Namun, ambisi Cameron itu berpotensi mengundang kritik dari para pejabat Uni Eropa. Selama ini mereka berhati-hati untuk membuka perdagangan bebas dengan China.
Baca Juga :
Mimpi Borussia Dortmund Belum Berakhir
Halaman Selanjutnya