Cara Adhi Karya Atasi Masalah Pelemahan Rupiah

Adhi Karya
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews
- Hari ini rupiah kembali melemah setelah menyentuh harga Rp12.000 per dolar Amerika. Hal ini tentu akan berimbas kepada sektor industri khususnya sektor yang mempunyai komponen impor cukup besar.


Sektor konstruksi merupakan salah satu sektor yang mempunyai kebutuhan komponen impor cukup besar, khususnya menyangkut baja dan aspal. Walaupun demikian PT Adhi Karya Tbk, mengungkapkan mereka punya solusi untuk meminimalisasi hal ini.


Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk, Kiswodarmawan, Kamis 5 Desember 2013, mengungkapkan kenaikan kurs dolar jelas berpengaruh kepada proyek konstruksi.
Dewas KPK Ungkap Penyalahgunaan Wewenang Nurul Ghufron: Diminta Mutasi PNS Kementan ke Jawa


Wow, Harga Satu Pemain Uzbekistan Ini Lebih Tinggi dari Seluruh Pemain Timnas Indonesia U-23
"Tapi kami punya cara untuk meminimalisir," ujar Kiswo ketika ditemui usai acara paparan publik di Jakarta.

Gempa Bumi 6,5 SR Guncang Garut, Terasa Hingga Jabodetabek

Menurut Kiswo, yang paling ditakuti dari pelemahan rupiah ini adalah kelangsungan proyek-proyek yang sedang berjalan. Untuk itu perseroan mempunyai tim optimalisasi
value engineering
di setiap lini.


Tim ini, kata Kiswo, bekerja saat ada penurunan nilai rupiah pada tahun berjalan. Dengan kebedaraan tim ini, efektif bisa meminimalisasi membengkaknya biaya konstruksi dalam beberapa waktu belakangan.


Sedangkan untuk proyek-proyek baru, ia melanjutkan, perusahaan tidak mengalami kendala. Sebab Adhi Karya selalu mengupdate komponen harga bahan baku di setiap awal proyek.


"Selain itu, perseroan juga selalu memasukkan faktor risiko ketika melakukan penawaran proyek baru," kata Kiswo.


Sedangkan untuk anak usaha, menurut Kiswo, turunnya nilai tukar tidak akan terlalu terasa di sektor properti. Sebab, kenaikan harga bahan baku akan dibebankan kepada konsumen yang akan membeli properti tersebut.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya