Sumber :
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews -
Tim ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Inggris, memperkirakan hampir lima miliar manusia akan kehilangan akses untuk mendapatkan sumber air bersih pada tahun 2050.
Diperkirakan, pada tahun tersebut, total populasi manusia di Bumi akan mencapai 9,7 miliar. Artinya, jika perkiraan tersebut benar, sekitar 52 persen dari total populasi akan mengalami kekurangan sumber air bersih.
Melansir
Softpedia,
Jumat 17 Januari 2014, temuan itu didapat para ilmuwan MIT melalui metode pengukuran baru: MIT
Integrated Global System Model Water Resource System
(IGSM-WRS). Metode ini untuk mengetahui sumber ketersedian air bersih di Bumi.
Hasilnya, diketahui hampir satu miliar manusia hidup di wilayah yang memiliki sumber air bersih yang berlimpah. Sementara, lebih dari 4 miliar orang akan mendiami daerah yang sangat kekurangan sumber air bersih.
Selama beberapa dekade terakhir, tingkat ketersediaan air bersih secara global memang terus meningkat. Tapi, hal itu juga dibarengi dengan peningkatan jumlah populasi manusia.
Oleh karena itu, saat ini, banyak ilmuwan yang fokus meneliti tentang ketersediaan sumber air bersih. Tujuannya, menginformasikan kepada pemerintah di seluruh dunia agar mengeluarkan kebijakan tentang penghematan penggunaan air bersih.
Baca Juga :
BSI Cetak Laba Rp 1,71 Triliun di Kuartal I-2024
Dia menjelaskan, dalam penelitian ini, para ilmuwan menggunakan metode pengukuran canggih dan prediksi untuk menentukan penggunaan dan ketersediaan air bersih di masa depan.
"Di masa depan, negara-negara berkembang diramalkan akan mengalami peningkatan kebutuhan air bersih. Itu disebabkan karena banyak manusia yang memilih tinggal di negara berkembang. Jumlahnya diperkirakan mencapai 1,8 miliar manusia di tiap negara berkembang," ujar Schlosser. (eh)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dia menjelaskan, dalam penelitian ini, para ilmuwan menggunakan metode pengukuran canggih dan prediksi untuk menentukan penggunaan dan ketersediaan air bersih di masa depan.