Pemilu 2009

Malam Jelang Pemilu, Massa Geruduk KPU Ngawi

VIVAnews - Dini hari jelang pelaksanaan pemilu 2009 puluhan massa dari Desa Mentingan, Ngawi, Jawa Timur mendatangi kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah. Massa yang kecewa karena tak masuk dalam daftar pemilihan tetap memrotes komisi pemilihan. Aksi massa langsung dihadang petugas kepolisian yang berjaga di depan pintu gerbang gedung komisi.

Massa yang emosi sempat bersitegang dengan aparat karena dilarang masuk. Kemarahan warga akhirnya redam setelah Wakil Bupati Ngawi, Budi Sulistyono  menenangkan massa dan memberi jaminan pada aparat. Akhirnya, aparat mengizinkan perwakilan massa menemui anggota komisi pemilihan Ngawi.

"Kami kecewa tidak masuk dalam DPT dan tak dapat undangan ke TPS," kata salah satu perwakilan warga, Petruk, Kamis 9 April 2009 dini hari. 

Massa akhirnya meninggalkan kantor KPU setelah diberi jaminan bahwa mereka bisa menggunakan hak pilihnya, asal menunjukan kartu tanda penduduk. Meski sudah diberi jaminan, massa tak lekas pulang. Mereka melanjutkan aksi ke kantor pengawas pemilu.

Sekitar 700 ribu daftar pemilih tetap di Kabupaten Ngawi, 444 ribu diantaranya diketahui bermasalah.

Persoalan DPT menjadi ganjalan dalam pemilu 2009. Manipulasi DPT pertama kali disuarakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan berdasarkan temuan di beberapa kabupaten di Jawa Timur. PDIP menuding pemerintahan Yudhoyono yang bertanggung jawab atas penggelembungan data yang diperkirakan mencapai 25 persen itu.

Sejak itu, kasus ini bergulir ke berbagai arah termasuk ke dugaan pencopotan Inspektur Jenderal Herman Surjadi Sumawiredja sebagai Kapolda Jawa Timur karena mengusut manipulasi DPT itu. PDIP kemudian bertemu Gerindra membahas soal DPT ini.

Laporan: Mochamad Ridwan (ANTV)| Ngawi

Ratusan Kendaraan Listrik Siap Kawal HUT ke-79 Kemerdekaan RI di IKN
Toko Sepatu Bata.

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup Usai Rugi Selama 4 Tahun 

PT Sepatu Bata Tbk atau BATA resmi menutup pabriknya yang ada di Purwakarta per 30 April 2024 karena perusahaan sepatu BATA telah merugi selama empat tahun terakhir.

img_title
VIVA.co.id
5 Mei 2024