Sumber :
- Antara/ Yudhi Mahatma
VIVAnews -
Anggota Komisi III DPR dari PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari kemungkinan besar gagal menuju Senayan di Pemilu 2014. Eva mengaku sudah menghabiskan uang kampanye sekitar Rp1,5 miliar.
"Peluang saya kecil. Saya duga karena serangan fajar," kata Eva saat dihubungi
VIVAnews
, Kamis 17 April 2014. Padahal, uang yang dia keluarkan sudah maksimal untuk ukuran kampanye dengan cara lurus. Dia mendapat informasi, sejumlah caleg bahkan harus merogoh kocek hingga Rp10 miliar.
Dalam berkampanye, Eva berusaha meyakinkan pemilih bahwa dia menawarkan kontrak politik lima tahun. "Tapi, kerja keras saya itu tak ada hasilnya. Mereka lebih memilih yang instan, menerima amplop dan menyoblos caleg anonim untuk uang Rp50 sampai Rp100 ribu sebelum pencoblosan," kata Eva yang tak bisa menyembunyikan kekecewaannya.
Namun, menurut dia, sistem lah yang membuat perilaku peserta pemilu dan pemilih seperti itu. "Sistem pemilu 2009 dan sekarang mematok dua syarat, populer dan punya uang. Berbeda sekali dengan Pemilu 2004. Saya masih berkesempatan bertemu dengan negarawan, seperti Mahfud MD, Patrialis (Akbar)," kata Eva yang vokal menyuarakan hak-hak buruh migran dan kebebasan beragama itu. (umi)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dalam berkampanye, Eva berusaha meyakinkan pemilih bahwa dia menawarkan kontrak politik lima tahun. "Tapi, kerja keras saya itu tak ada hasilnya. Mereka lebih memilih yang instan, menerima amplop dan menyoblos caleg anonim untuk uang Rp50 sampai Rp100 ribu sebelum pencoblosan," kata Eva yang tak bisa menyembunyikan kekecewaannya.