VIVAnews - Seorang nasabah Bank IFI, Ny Fina (65), mengaku terkejut dengan dilikuidasinya bank tersebut. Ia memikirkan uangnya yang disimpan di bank.
"Saya tidak cuma kaget, sampai sekarang saya belum makan," kata Fina usai keluar dari Kantor Pusat Bank IFI yang berlokasi di Plaza Asia Jalan Sudirman Jakarta, Jumat, 17 April 2009.
Fina mengatakan mendapat penjelasan dari karyawan Bank IFI agar kembali lagi pada tanggal 27 April 2009 untuk mendapatkan keterangan dan informasi proses penggantian dana nasabah. "Saya diminta datang lagi tanggal 27 April untuk melihat pengumuman bagaimana proses penggantian dari pemerintah," katanya.
Fina mendepositokan hampir 50 persen dana pensiunnya di Bank IFI sejak 6 bulan yang lalu di deposito dolar dan tiga bulan yang lalu di deposito rupiah. "Saya ikut deposito bulanan. Waktu itu bunganya masih 10 persen per tahun, sekarang turun terus. Hari ini pas jatuh tempo, saya mau ambil bunganya malah sudah keburu ditutup," kata dia.
Ibu tiga anak yang tinggal di Pondok Indah ini mengaku kapok untuk menaruh uangnya di bank yang belum jelas reputasinya. "Kapoklah, saya taruh uang di sini (Bank IFI) karena ada kenalan dekat yang bilang kalau bakal aman-aman saja," ujarnya.
Bea Cukai Tanjung Perak Musnahkan Ratusan Ton Tepung tak Lolos Syarat Impor
Bea Cukai Tanjung Perak menyelenggarakan pemusnahan barang impor yang berstatus barang yang menjadi milik negara (BMMN).
