Regional Kembali Picu Rupiah Melemah

VIVAnews - Nilai tukar rupiah di pasar spot antarbank Jakarta pukul 08.30 WIB kembali melemah terhadap mata dolar Amerika Serikat (US$), karena bercokol di level 10.700-10.750 per dolar AS.

Pasalnya, pada penutupan Jumat, 17 April 2009, di pasar spot antarbank Jakarta, mata uang lokal itu ditutup pada level 10.700-10.725 per dolar AS.

Sedangkan data kurs tengah mata uang asing Bank Indonesia, rupiah bercokol di level 10.700/US$ dan menurut bloomberg pada posisi 10.705 per dolar AS.

Menurut Frans Darwin Sinurat, dealer valas PT Century Tbk, proyeksi pelaku pasar bakal membaiknya perekonomian AS diprediksi menjadi pemicu penguatan dolar terhadap sebagian besar mata uang regional dan global, sehingga hal itu turut mendorong rupiah melemah lagi pagi ini.

Ribuan Warga Yahudi Israel Memaksa Masuk dan Gelar Ibadah di Masjid Al-Aqsa

"Saat ini, rupiah bergerak di kisaran level 10.750-10.780/US$," ujarnya kepada VIVAnews di Jakarta, Senin, 20 April 2009.

Dia memperkirakan, rupiah sampai penutupan transaksi hari ini cenderung melemah di kisaran level 10.800-10.900 per dolar AS. Sebab, terlihat pelaku pasar dan korporasi mulai memburu dolar, meski sebetulnya diprediksi rupiah masih bertahan di posisi positif.

Berdasarkan data transaksi perdagangan Bloomberg, rupiah pukul 08.30 WIB, berada di posisi 10.717 per dolar AS.

Sementara itu, data proyeksi likuiditas Bank Indonesia pada pukul 08.30 WIB menunjukkan likuiditas di pasar domestik menurun menjadi Rp 18,90 triliun dibandingkan posisi transaksi akhir pekan lalu di Rp 19,09 triliun.

Data instrumen Operasi Pasar Terbuka yang jatuh tempo juga mencapai Rp 17,41 triliun, atau turun dibandingkan perdagangan sebelumnya di level Rp 26,41 triliun.

Sedangkan, excess reserve akhir hari tercatat meningkat menjadi Rp 2 triliun dari transaksi sebelumnya yang sebesar Rp 1,66 triliun.

VIVA Otomotif: Booth Daihatsu di GIIAS 2023

Bukan Suku Bunga, Ini yang Jadi Perhatian Pembeli Mobil Pertama

Daihatsu mengaku optimis, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate tidak berdampak signifikan terhadap penjualan mereka, terutama bagi pembeli mobil pertama.

img_title
VIVA.co.id
29 April 2024