Sumber :
- ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVAnews
– Survei terbaru yang dilansir Lingkaran Survei Indonesia Network, Kamis 26 Juni 2014, menunjukkan adanya perbedaan segmen pemilih antara pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Perbedaan segmen pemilih ini terentang mulai jenis kelamin, tingkat pendidikan, komunitas agama, dan suku. Dalam survei yang dilakukan tanggal 1-9 Juni 2014 terhadap 2.400 responden itu misalnya terlihat mayoritas perempuan memilih Joko Widodo, sedangkan mayoritas pria memilih Prabowo.
“Sebanyak 48,10 persen pemilih Joko Widodo-Jusuf Kalla adalah perempuan, sementara 43,20 persen pemilih Prabowo-Hatta laki-laki. Mungkin karakter Prabowo yang tegas membuatnya banyak dipilih pria,” kata peneliti Fitri Hari di kantor LSI Network, Jakarta.
Berdasarkan tingkat pendidikan, Joko Widodo menang di tingkat pemilih berpendidikan rendah yaitu 48 persen, sedangkan Prabowo menguasai pemilih berpendidikan tinggi sebesar 43 persen.
Selanjutnya, Joko Widodo menang di komunitas Nahdlatul Ulama sebanyak 46 persen, sementara Prabowo menang di komunitas Muhammadiyah sebesar 48 persen.
Prabowo mengimbangi Joko Widodo dalam pemilih muslim, yaitu sebesar 43 persen. Namun kalangan nonmuslim lebih banyak memilih Joko Widodo, yaitu sebanyak 67,6 persen.
Selain itu, Joko Widodo menang di kalangan pemilih Jawa sebesar 47,6 persen. Sementara Prabowo menang di pemilih Sunda sebesar 51 persen. “Joko Widodo lebih banyak dipilih orang Jawa mungkin karena asal-usul dia dari Jawa,” kata Fitri.
Baca Juga :
Dewas KPK Ungkap Penyalahgunaan Wewenang Nurul Ghufron: Diminta Mutasi PNS Kementan ke Jawa
Baca Juga :
Wow, Harga Satu Pemain Uzbekistan Ini Lebih Tinggi dari Seluruh Pemain Timnas Indonesia U-23
Survei LSI Network ini dilakukan di 33 provinsi di seluruh Indonesia dengan metode penelitian multistage random sampling pada tingkat kesalahan 2 persen. Survei ini dilegkapi dengan riset kualitatif, wawacara mendalam, dan media analisis. (ita)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Survei LSI Network ini dilakukan di 33 provinsi di seluruh Indonesia dengan metode penelitian multistage random sampling pada tingkat kesalahan 2 persen. Survei ini dilegkapi dengan riset kualitatif, wawacara mendalam, dan media analisis. (ita)