VIVAnews – Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara menegasakan PT Pertamina (Persero) sebaiknya menggunakan dana pinjaman untuk membangun kilang minyak daripada menggunakan dana internal. Sebab, kemampuan berutang perusahaan minyak terbesar di Tanah Air itu masih sangat tinggi.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan meminta pemerintah agar sebagian dividen disisihkan untuk membangun kilang bahan bakar minyak (BBM). Untuk itu, pihaknya mengharapkan agar setoran dividen kepada negara dikurangi. Dari perhitungan perusahaan, dividen yang disisihkan berkisar US$ 800 juta – Rp 1,6 miliar itu diperlukan untuk membangun kilang BBM yang modern dan lengkap berkapasitas 200 ribu barel per hari.
Dari nilai pembangunan kilang BBM yang mencapai US$ 8 miliar, Pertamina berharap bisa mengambil saham sekitar 10-20 persen atau setara US$ 800 juta – Rp 1,6 miliar. Meski sebagai pembeli, Pertamina merasa harus memiliki saham pada kilang itu, meski dalam porsi kecil.
“Semua perusahaan pasti minta diturunkan dividen, itu normal. Tapi kan kami juga melihat dari pada memakai modal sendiri, kalau bisa berutang saja,” kata Sekretaris Kementerian BUMN M Said Didu usai Rapat Kerja Menteri Negara BUMN dengan Komisi VI DPR, di Gedung MPR/DPR, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin, 27 Maret 2009.
Menurut Said, saat ini kemampuan perusahaan negara untuk melakukan pendanaan melalui pinjamanan sangat tinggi. Terlebih lagi untuk perushaaan sekelas Pertamina. Untuk itu, perusahaan minyak dan gas itu diimbau agar menggunakan dana eksternal untuk melakukan aksi korporasinya. “Prinsip usaha itu kalau bisa tidak pakai uang sendiri, pakai uang orang lain,” kata dia.
Krisis keuangan global menyebabkan perusahaan semakin memperketat penggunaan dananya termasuk perusahaan pelat merah. Saat ini, sejumlah BUMN perbankan meminta agar pemerintah menurunkan setoran dividen dari biasanya sebesar 50 laba bersih perseroan. Hal itu tampaknya bakal memperoleh persetujuan pemerintah, karena mengganggap perbankan membutuhkan dana saat seretnya arus likuiditas.
VIVA.co.id
28 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Ekspansi bisnis yang dilakukan Sequis ke wilayah ini akan memberikan banyak nilai positif, seperti meningkatkan literasi masyarakat Pekanbaru akan manfaat asuransi.
Georg Wilhelm Friedrich Hegel, seorang filsuf Jerman yang hidup pada abad ke-18 hingga awal abad ke-19, dikenal dengan kontribusinya yang monumental terhadap pemikiran
Dialog Imaginatif: Plato dan Hegel tentang Filsafat Idealisme, Kemanusiaan dan Masa Depan Bumi
Wisata
sekitar 1 jam lalu
Dalam dunia filsafat, Plato dan Georg Wilhelm Friedrich Hegel dikenal sebagai dua tokoh besar yang meninggalkan jejak penting dalam sejarah pemikiran manusia. Meskipun
Quote dan Kutipan Terbaik dari "Thus Spoke Zarathustra" (1883) Karya Friedrich Nietzsche
Wisata
sekitar 1 jam lalu
Karya monumental Friedrich Nietzsche, "Thus Spoke Zarathustra," telah menjadi salah satu karya paling berpengaruh dalam sejarah filsafat modern. Dalam buku ini, Nietzsche
Selengkapnya
Isu Terkini