BBM Subsidi Dibatasi, Pertamina Hemat 5.000 KL per Hari

Pembatasan BBM Bersubsidi
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
Pelaku Curanmor Babak Belur Dihajar Warga Usai Kedapatan Dorong Motor Curian
- PT Pertamina mengklaim mampu menekan konsumsi premium dan solar, ketika membatasi penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Perusahaan pelat merah itu bisa menghemat ribuan kilo liter (KL) premium bersubsidi.

Liverpool Tertahan, Perburuan Gelar Sisakan Arsenal dan Man City?

"Hemat 5.000 KL per hari kalau premium," kata VP
Menjadi Saksi Perjuangan Tim Bulutangkis Indonesia Rebut Kembali Piala Thomas dan Uber 2024
Fuel Marketing Pertamina, M. Iskandar, saat ditemui di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu 27 Agustus 2014.


Sementara itu, konsumsi solar turun dari 44 ribu KL per hari menjadi 38 ribu KL per hari. Adapun, penurunan tersebut terjadi pada 18-25 Agustus 2014.


Seperti yang diketahui, beberapa hari yang lalu, Pertamina membatasi penyaluran premium dan solar bersubsidi. Jatah premium bersubsidi dipangkas lima persen dan solar bersubsidi 10-15 persen di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).


Dengan adanya pembatasan tersebut, Iskandar tak menyangkal adanya kenaikan konsumsi ke BBM non subsidi jenis pertamax. Namun, kenaikannya tidak signifikan.


"Ada kenaikan pertamax, tetapi cuma 500 KL per hari. Biasanya konsumsinya 2.800 KL per hari. Dengan pembatasan itu, konsumsinya jadi 3.300 KL per hari," kata dia.


Seperti diketahui, Pertamina akhirnya menormalkan kembali pasokan BBM bersubsidi. Langkah ini bertujuan agar tidak terjadi potensi yang berkelanjutan.


Selasa lalu, 26 Agustus 2014,
Vice President Corporate Communication
Pertamina, Ali Mundakir, mengatakan dengan mencermati perkembangan situasi yang terjadi di masyarakat, Pertamina mulai tadi malam memutuskan untuk melakukan normalisasi pasokan BBM bersubsidi kepada masyarakat, sehingga tidak ada lagi pemotongan pasokan baik untuk premium maupun solar.


Namun demikian, penyaluran tetap akan dilakukan secara terukur dan terarah sesuai dengan kondisi masing-masing daerah. "Terhitung mulai Selasa malam ini, penyaluran BBM bersubsidi ke SPBU dilakukan normalisasi untuk memulihkan situasi," kata dia.


Adapun, potensi terlampauinya kuota BBM subsidi dalam APBN-P 2014 yang menjadi dasar pengaturan penyaluran sebelumnya, pemerintah akan memutuskan solusi kebijakan yang tidak akan merugikan Pertamina. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya