Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
- Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono, mengungkapkan rencana pemerintah daerah yang akan menerapkan sistem
electronic road pricing
(ERP), atau jalan berbayar, harus berhati-hati dalam menetapkan harga.
Menurutnya, jika harga yang ditetapkan salah, program tersebut tidak akan memberikan dampak bagi lalu lintas.
Bambang, berbicara dalam International Seminar Electronic Road Pricing Implementation di Jakarta, Selasa 2 September 2014, mengatakan jika harga yang dikenakan terlalu rendah, pengurangan kendaraan akan semakin kecil.
Sebaliknya, jika terlalu tinggi, jumlah kendaraan yang lewat akan semakin sepi. "Willingness to pay ini harus jadi pertimbangan utama pengembangan nanti," ujarnya.
Dia menuturkan, dengan adanya sistem pricing yang tepat, maka nantinya masyarakat akan semakin banyak yang pindah ke angkutan umum.
Untuk itu juga, Bambang mengatakan, pemerintah daerah haruslah memperbanyak angkutan umum dan transportasi massal.
Undang-Undang yang mendasari aturan ERP pun, menurutnya, sudah ada semenjak tahun 2012. Jika Jakarta berhasil, akan menjadi contoh bagi kota-kota lain untuk mengaplikasikannya di kota besar lainnya. (asp)
Baca Juga :
Prabowo: Dalam Hidup Saya, Angka 8 Muncul Terus
Menurutnya, jika harga yang ditetapkan salah, program tersebut tidak akan memberikan dampak bagi lalu lintas.
Bambang, berbicara dalam International Seminar Electronic Road Pricing Implementation di Jakarta, Selasa 2 September 2014, mengatakan jika harga yang dikenakan terlalu rendah, pengurangan kendaraan akan semakin kecil.
Sebaliknya, jika terlalu tinggi, jumlah kendaraan yang lewat akan semakin sepi. "Willingness to pay ini harus jadi pertimbangan utama pengembangan nanti," ujarnya.
Dia menuturkan, dengan adanya sistem pricing yang tepat, maka nantinya masyarakat akan semakin banyak yang pindah ke angkutan umum.
Untuk itu juga, Bambang mengatakan, pemerintah daerah haruslah memperbanyak angkutan umum dan transportasi massal.
Undang-Undang yang mendasari aturan ERP pun, menurutnya, sudah ada semenjak tahun 2012. Jika Jakarta berhasil, akan menjadi contoh bagi kota-kota lain untuk mengaplikasikannya di kota besar lainnya. (asp)
Viral, Jiah Youtuber Korea Diajak ke Hotel oleh Om-om saat Traveling di Indonesia
Seorang konten kreator asal Korea Selatan bernama Jiah, mengalami tindakan yang kurang menyenangkan saat tengah makan di sebuah rumah makan di Indonesia.
VIVA.co.id
10 Mei 2024
Baca Juga :