Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews
- Nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Meski sempat menguat, sehari setelah pelantikan Presiden Joko Widodo, Selasa 21 Oktober 2014, pada level Rp11,993 per dolar AS, namun rupiah kembali melemah ke level Rp12.026 per dolar AS dalam transaksi Rabu 22 Oktober 2014.
Hari ini, Kamis 23 Oktober 2014, pelemahan itu masih berlanjut, rupiah dipatok pada level Rp12.039 per dolar AS.
Menurut Peter, sentimen positif di pasar yang berdampak penguatan nilai tukar rupiah pada Selasa kemarin, sebenarnya bisa dipertahankan, jika pemerintah baru segera menindaklanjuti dengan langkah-langkah yang dapat meningkatkan optimisme di pasar modal.
"Kalau kejadian seperti yang diharapkan, yang tadinya sentimen bisa jadi permanen akhirnya," ujar Peter.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Ekonom Bank Mandiri, Destry Damayanti mengatakan, fundamental ekonomi Indonesia tidak besar pengaruhnya terhadap pelemahan rupiah.
"Kalau dari sisi domestik, investasi kan kemarin tidak buruk, neraca pembayaran pun malah cukup baik, mestinya baik untuk rupiah," kata Destry kepada
VIVAnews.
Menurut Destry, pelemahan rupiah ini dipicu oleh faktor eksternal terkait isu rencana Federal Reserve yang akan menaikkan suku bunga, setelah ekonomi pulih kembali. (asp)
Halaman Selanjutnya
Menurut Peter, sentimen positif di pasar yang berdampak penguatan nilai tukar rupiah pada Selasa kemarin, sebenarnya bisa dipertahankan, jika pemerintah baru segera menindaklanjuti dengan langkah-langkah yang dapat meningkatkan optimisme di pasar modal.