Sumber :
- ANTARA/Andika Wahyu
VIVAnews
- Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro menilai, pengusaha-pengusaha Indonesia saat ini terkesan tidak berani mengambil risiko dalam mengelola atau mendirikan usaha di sektor perbankan.
Bercermin di tahun 80-an tepatnya pada 1988, Bambang mengungkapkan, pada saat itu perusahaan-perusahaan semua kelas berlomba-lomba mendirikan sebuah bank di Indonesia.
"Tahun 1988, hampir semua pengusaha Indonesia dari kelas atas sampai menengah, berlomba-lomba mendirikan sektor usaha perbankan," ujar Bambang, di Hotel Le Meridien Jakarta, Rabu malam 10 Desember 2014.
Kata Bambang, pada saat itu seseorang belum bisa menjadi seorang pengusaha yang bonafit dan sukses, kalau dia belum membuka bank.
"Itu fenomena yang menurut saya baik, kebetulan saya waktu itu masih kuliah, jadi mengamati saja," ujarnya.
Baca Juga :
Bocah Super Arsenal Tak Cuma Andalkan Bakat
"Kalau dulu, semua perusahaan itu jor-joran. Pokoknya dia baru bisa dikategorikan pengusaha top kalo dia punya bank, sehingga perbankan berkembang luar biasa waktu itu. Beda sama sekarang. Sekaramg mohon maaf harus saya katakan, yang mendominasi pemilik perbankan itu, adalah asing," paparnya.
Hal tersebut menjadi pertanyaan yang diakui Bambang masih memenuhi pikirannya, ada apa sebenarnya, apa yang melatarbelakangi pengusaha untuk takut melaju pada era sekarang ini.
"Sekarang yang menjadi pertanyaan, kenapa antusiasme pengusaha untuk membuka bank, tidak seantusias dulu? Orang-orang berlomba membuka bank di tahun itu. Apa artinya pengusaha sekarang itu sudah alergi terhadap perbankan? Atau apa. Pengusaha kita lebih baik bermain dalam sektor lain. Itu yang masih menjadi pertanyaan besar di kepala saya," tuturnya. (art)
Baca juga:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Kalau dulu, semua perusahaan itu jor-joran. Pokoknya dia baru bisa dikategorikan pengusaha top kalo dia punya bank, sehingga perbankan berkembang luar biasa waktu itu. Beda sama sekarang. Sekaramg mohon maaf harus saya katakan, yang mendominasi pemilik perbankan itu, adalah asing," paparnya.