IPv4 Semakin Sesak, Indonesia Harus Segera Beralih ke IPv6

Internet of Things
Sumber :
  • enterpriseCIOforum
VIVAnews
- Para penggiat Teknologi Informasi merasa bahwa alamat IP versi 4 (IPv4) sudah berada di ujung masa pemakaiannya. Alamat tersebut akan habis seiring terus tumbuhnya perangkat internet di dunia.


Sanjaya dari Asia Pacific Network Information Center (APNIC) mengungkapkan, kendala penerapan IPv6 di Indonesia saat ini terkendala dengan SDM yang masih belum siap untuk berubah. Oleh karena itu perlu waktu untuk menyadari manfaatnya karena menganggap IPv4 masih bisa digunakan untuk keperluan lain, seperti media sosial atau mengunjungi website.


"Unfortunately, orang mau berubah kalau sudah terbentur tembok. Jadi, sekarang ini kita menunggu tembok itu membentur para engineer ini. Para pengelola jaringan ini kalau sudah terbentur dengan segala keterbatasannya IPv4, baru mereka akan berubah," tutur dia kepada Vivanews di Jakarta beberapa waktu lalu.


Padahal bagi Indonesia, lanjut Sanjaya, bila masih menggunakan teknologi lama akan berimbas tidak hanya peluang usaha melainkan inovasi juga akan terkena dampaknya.


"Risikonya adalah inovasi. Kalau kita tetap menggunakan teknologi lama, bagaimana kita bisa inovasi. Kalau kita pakai teknologi baru dengan IPv6, kesempatan melakukan inovasinya jadi lebih banyak.  Jadi, kalau kita nggak pakai teknologi baru, kita akan ketinggalan lagi," ungkapnya.


Dia mengatakan untuk perpindahan dari alamat IP lama dengan yang baru tidak perlu biaya apapun karena kalau sudah menggunakan IPv4, maka IPv6-nya akan didapatkan dengan cuma-cuma. Selain itu pula, perangkat yang tersedia saat ini seperti home router, sudah support IPv6


"Biayanya dimana? Biayanya hanya di pendidikan orangnya saja. Bisa nggak mereka nyalain IPv6. Jadi itu mesti di training. Para engineer tersebut perlu dilatih business dan marketingnya juga untuk menggelar dan melihat IPv6 sebagai kompetitif advantage," kata dia.


Diketahui, negara-negara maju saat ini sedang berlomba untuk menggunakan IPv6. Disampaikan Sanjaya, negara-negara di Asia sedang berusaha menggunakan teknologi baru itu, sedangkan di Amerika Serikat masih sekitar 10 persen penerapannya.


"Jadi ini peluang bagi kita agar tidak ketinggalan lagi," ujarnya.


Kelebihan

IPv6 diketahui memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan dengan terdahulunya, dimana dari segi nomornya lebih banyak dari IPv4.


"Lebih banyak dari IPv4, kalau di IPv4 ada empat miliar nomor, sedangkan di IPv6 ada 320 decillion (10^36) jumlah address-nya," ucap Sanjaya.


Sanjaya melanjutkan, dari segi keamanannya, IPv6 sudah dirancang dengan sistem keamanan yang terbilang kokoh daripada IPv4.


"IPv6 beda dengan IPv4 karena di protokolnya ada fitur-fitur security yang sudah build in di protokolnya," imbuhnya.

Ilmuwan NASA Masuk Islam Usai Dipecat Setelah Melihat Mukjizat Malam Lailatul Qadar

Selanjutnya, kata dia, dari segi performance, IPv4 terbilang cukup lelet untuk zaman ini dibandingkan dengan IPv6 yang bisa melesat dengan cepat.
SYL Juga Bayar Biduan Pakai Hasil Uang Korupsi Kementan, Saksi: Rp100 Juta Sekali Transfer


Aktivis 98 Soroti Tantangan Geopolitik Dunia yang Makin Penuh Friksi
"Ibarat jalan, di IPv4 itu banyak tikungannya, kalau di IPv6 lempeng saja. Jadi, performance akan cepat," kata dia. (ren)
Polsek Metro Tanah Abang Jakarta Pusat mengungkap fakta atas kasus penemuan mayat bayi di Kali Banjir Kanal Barat, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin 26 April 2024.

Kasus Mayat Bayi Dibuang Sang Ayah di Tanah Abang, Polisi: Hasil Aborsi Digugurkan di Hotel

Polsek Metro Tanah Abang Jakarta Pusat mengungkap fakta atas kasus penemuan mayat bayi di Kali Banjir Kanal Barat, Tanah Abang.

img_title
VIVA.co.id
30 April 2024