Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews
- Laju rupiah diramalkan semakin melemah di awal pekan ini. Krisis di zona Eropa dan pelemahan harga minyak dunia bakal memukul sentimen terhadap rupiah.
Investor dinilai bakal memilih aset
safe haven
. Dolar Amerika Serikat dan yen bakal lebih dipilih ketimbang mengoleksi rupiah.
.
Masih berlanjutnya pelemahan euro dan kembali berbalik turunnya yen membuat dolar AS berkesempatan untuk menguat dan berimbas pada pelemahan mata uang lainnya.
"Kebetulan juga dari dalam negeri belum ada
trigger
positif yang dapat membuat rupiah menguat," tutur dia.
Rilis data ekonomi dari AS, menurut Reza, bakal membuat rupiah sulit bangkit dari keterpurukan. Pelaku pasar lebih memilih mentransaksikan dolar AS.
Dia menaruh prediksi, kurs tengah Bank Indonesia bakal berada di kisaran Rp12.850-12.525 per dolar.
Hingga pukul 07.32 WIB, Senin 12 Januari 2015 pagi ini, BI melalui Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor) belum mengeluarkan level kursnya. Papan Jisdor menunjukkan rupiah sebesar Rp12.640 per dolar AS pada akhir pekan lalu. (art)
Baca juga:
Halaman Selanjutnya
.