Sumber :
- REUTERS/Brendan McDermid
VIVAnews
- Kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi global memaksa bursa saham di Amerika Serikat melemah. Data penjualan ritel bulan Desember juga turut menekan bursa.
Saham sempat meningkat menyusul berbaliknya harga minyak dunia dan ditambah rilis dari Federal Reserve. Bank sentral mengungkapkan pertumbuhan ekonomi AS terlihat lebih baik.
"Perekonomian perlahan-lahan melihat tanda-tanda membaik, tren secara keseluruhan akan terus menjadi perbaikan sederhana," ujar Robert Pavlik, kepala strategi pasar di Boston Private Wealth, seperti dikutip
CNBC
, Kamis 15 Januari 2015.
Tetapi, di akhir sesi, beberapa indeks unggulan berakhir turun. Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir turun 186,59 poin pada level 17.427,09, atau 1,1 persen.
Indeks The S&P 500 turun 11,76 poin, atau 0,6 persen, ke level 2.011,27. Sektor keuangan terpukul paling berat di antara 10 industri utama. Sedangkan indeks Nasdaq harus kehilangan 22,18 poin, atau 0,5 persen, yang berakhir di level 4.639,32.
Total perdagangan saham di Bursa Efek New York mencapai 929.000.000 saham. Volume komposit mendekati 4,4 miliar. (ren)
Baca Juga :
Bursa Wall Street Ditutup Lebih Tinggi
Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008
Pilpres Amerika serikat bikin galau investor AS.
VIVA.co.id
4 November 2016
Baca Juga :