Stimulus ECB, Investor Diprediksi Tinggalkan Amerika

Logo mata uang euro di Bank Sentral Eropa. Mata uang Euro, simbol pemersatu negara-negara Uni Eropa.
Sumber :
  • REUTERS/Alex Domanski
VIVAnews
Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008
- Pasar telah siap-siap dengan pelonggaran kuantitatif (
quantitative easing
Harga Minyak Melemah, Bursa Wall Street Melemah
/QE) oleh Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) pada pekan depan.
Saham di Wall Street Ditutup Sedikit Menguat

Demikian dikatakan Daud Malpass, Presiden Encima Global dalam wawancara dengan
CNBC
, Kamis 15 Januari 2015. Oleh karena itu, Malpass yakin pasar akan memasuki fase keseimbangan global.


"Orang-orang (pelaku pasar) akan bosan hanya berada di Amerika Serikat dan akan melihat beberapa pasar negara di berkembang, minyak, euro dan sebagainya," kata Malpass.


David Hale, petinggi di David Hale Global Economics, setuju pasar telah terpangkas lantaran mengantisipasi QE selama beberapa minggu.


"Imbal hasil obligasi di Eropa berada pada tingkat terendah. Mengesampingkan beberapa hari terakhir, pasar saham telah tangguh. Jadi saya pikir, harapan akan kejadian ini, sekarang akan meluas di pasar karena komentar (Presiden ECB Mario) Draghi dan anggota lain dari dewan kebijakan moneter," ujarnya.


ECB akan mengadakan pertemuan pada Kamis pekan depan. Draghi mengatakan ECB siap untuk memulai pelonggaran kuantitatif.


Malpass berpikir stimulus itu bakal sebesar 500 miliar euro. "Dampak utama akan datang dengan tanda jatuhnya mata uang," katanya. Malpass memperkirakan euro bisa jatuh ke level 1,1 per US$.


Baca juga:



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya