Stimulus ECB, Investor Diprediksi Tinggalkan Amerika

Logo mata uang euro di Bank Sentral Eropa. Mata uang Euro, simbol pemersatu negara-negara Uni Eropa.
Sumber :
  • REUTERS/Alex Domanski
VIVAnews
- Pasar telah siap-siap dengan pelonggaran kuantitatif (
quantitative easing
/QE) oleh Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) pada pekan depan.


Demikian dikatakan Daud Malpass, Presiden Encima Global dalam wawancara dengan
CNBC
, Kamis 15 Januari 2015. Oleh karena itu, Malpass yakin pasar akan memasuki fase keseimbangan global.


"Orang-orang (pelaku pasar) akan bosan hanya berada di Amerika Serikat dan akan melihat beberapa pasar negara di berkembang, minyak, euro dan sebagainya," kata Malpass.


David Hale, petinggi di David Hale Global Economics, setuju pasar telah terpangkas lantaran mengantisipasi QE selama beberapa minggu.


"Imbal hasil obligasi di Eropa berada pada tingkat terendah. Mengesampingkan beberapa hari terakhir, pasar saham telah tangguh. Jadi saya pikir, harapan akan kejadian ini, sekarang akan meluas di pasar karena komentar (Presiden ECB Mario) Draghi dan anggota lain dari dewan kebijakan moneter," ujarnya.


ECB akan mengadakan pertemuan pada Kamis pekan depan. Draghi mengatakan ECB siap untuk memulai pelonggaran kuantitatif.


Malpass berpikir stimulus itu bakal sebesar 500 miliar euro. "Dampak utama akan datang dengan tanda jatuhnya mata uang," katanya. Malpass memperkirakan euro bisa jatuh ke level 1,1 per US$.


Baca juga:


Harga Minyak Melemah, Bursa Wall Street Melemah

Ilustrasi Wall Street

Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008

Pilpres Amerika serikat bikin galau investor AS.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016