Batan: Kami Siap Bantu Menpan Swasembada Pangan

pertanian china
Sumber :
  • REUTERS
VIVA.co.id
Perusahaan Ini Raih Peringkat Satu Indeks Benih Dunia
- Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menyatakan kesiapannya dalam membantu menteri pertanian untuk lolos dari jeratan pemecatan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) bila Indonesia tidak mencapai swasembada pangan dalam waktu tiga tahun.

Kapal yang Kandas di Riau Dipastikan Tidak Bawa Nuklir

"Ya, jelas. Kalau saya mendapatkan surat berdasarkan hasil sidang kabinet yang merekomendasikan produk Batan dalam rangka swasembada pangan yang dikoordinasi oleh Kementerian Pertanian, itu akan kami lakukan," ujar Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto di Jakarta, Jumat 23 Januari 2015.
Indonesia Go Nuklir Tergantung Presiden Jokowi


Seperti dikabarkan sebelumnya, Jokowi menegaskan jika Indonesia tidak memenuhi swasembada pangan, maka ia akan langsung memecat Amran Sulaiman yang menjabat menteri pertanian di Kabinet Kerja. Namun, dalam membantu swasembada pangan tersebut yang ditargetkan oleh pemerintah, Djarot mengatakan bahwa Batan perlu bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan).

"Kenapa? Karena Batan tidak punya cabang di 34 provinsi. Kami hanya punya cabang di Yogya, Bandung, Serpong, Jakarta, dan Pasar Jumat. Moga-moga dengan cara itu bisa swasembada pangan, yang dikoordinasikan oleh Kementerian Pertanian," kata dia.


Djarot menegaskan bila kerja sama antara Batan dengan Kementerian Pertanian mengenai swasembada pangan mencapai kesepakatan, maka ia siap mengerahkan hasil produknya untuk membantu target tersebut.


"Kami siap saja kalau diminta benih-benih, karena bagaimana pun benih-benih dihasilkan oleh kami lebih unggul secara umum," ucap Djarot.


Sekadar informasi, lembaga pemerintahan non kementerian tersebut dinyatakan sukses dalam penguasaan teknologi nuklir di bidang pangan. Alhasil, berkat produk varietas tanaman padi dan kedelainya yang memiliki keunggulan dapat dimanfaatkan di dalam negeri maupun di Thailand, Vietnam, dan Filipina.


Bahkan, produk hasil Batan tersebut mendapatkan penghargaan dari Organisasi Pangan dan Pertanian Internasional (FAO) dan International Atomic Energy Agency (IAEA).


Dorong Pemanfaatan Nuklir


Meski menjadi opsi terakhir, Djarot menegaskan bukan berarti pihaknya harus loyo dalam membangun program PLTN, terutama membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia.


Djarot menyadari bahwa masih ada ketakutan, baik itu dari pemerintah maupun masyarakat akan keberadaan nuklir di sekitar mereka. Untuk itu, ia mencoba membuktikannya dengan keberadaan Reaktor Daya Eksperimen, sebuah PLTN yang berukuran kecil.


"(Reaktor Daya Eksperimen) sebagai salah satu cara meyakini kepada pemangku kepentingan dan masyarakat, ini
loh
PLTN, meski kecil tapi kita bisa bikin dan mengoperasionalkan. Semoga itu bisa meyakinkan masyarakat," kata dia.


PLTN skala kecil itu menjadi bukti dan cara "merayu" pemerintah dan masyarakat, sebelum dibangunnya PLTN, yang memiliki ukuran lebih besar lagi, untuk menampung permasalahan energi listrik.


"(PLTN) itu sudah termasuk ke dalam RPJMN 2015-2019 dan 29 Desember lalu, tiga kementerian yakni Menristek Dikti, Menteri ESDM, dan Kepala Bappenas mengupayakan bagaimana program (PLTN) ini bisa dipercepat lagi," ujar Djarot. (art)


Baca Juga:

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya