Menkeu: Malaysia Sudah ke Hilir, Kita Masih Main Karet

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVA.co.id
Pengembangan Organisasi di Masa Pandemi: BRI Jalankan BRIVolution 2.0
- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Selasa 27 Januari 2015, mengungkapkan Indonesia bisa dikalahkan negara tetangga apabila tidak segera lepas landas menjadi negara industri. Ekonomi Indonesia diharapkan tidak terus bergantung pada eksploitasi sumber daya alam dan masuk dalam jebakan negara kelas menengah.

Pejabat yang Rangkap Jabatan di BUMN Diminta Buat LHKPN

Ia menjelaskan, selama ini ekonomi Indonesia terlalu terlena dengan harga komoditas yang melambung di pasar global pada kurun lima tahun lalu. Para eksportir banyak yang tidak menyadari bahwa hal itu bisa menjadi jebakan untuk jatuh ke kelas negara berpendapatan menengah. Karena, eksploitasi tidak bisa dilakukan terus menerus, mengingat kekayaan alam sifatnya terbatas dan barang mentah tidak memiliki nilai tambah di pasar.
Erick Thohir Klaim Temukan 53 Kasus Korupsi di BUMN


"Bahaya kalau kita terbuai dengan harga komoditas yang tinggi. Kami melihat kondisi seperti di tahun 2010 - 2011 pada saat harga komoditi mencapai puncak, ada problem untuk Indonesia. Seolah-olah kita lupa bahwa itu adalah jebakan," ujar Bambang dalam sambutannya membuka acara Mandiri Investment Forum di Jakarta.


Menurut Bambang, harga komoditas pertambangan maupun perkebunan memang cenderung fluktuatif pergerakannya. Pada saat harga naik, para pengekspor semuanya ingin mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.


Padahal dengan kian derasnya ekspor dan pasokan barang mentah, harga komoditas di pasar itu justru menjadi jatuh.


Oleh karena itu, ia melanjutkan, para pemodal dan pelaku bisnis seharusnya memiliki visi untuk segera membuat Indonesia beralih menjadi negara industri yang menghasilkan produk manufaktur. Bukannya menjadi negara yang terus bergantung perdagangan komoditas.


Dengan mengolah sumber daya alamnya menjadi barang jadi, maka produk yang dihasilkan itu jadi punya nilai tambah untuk diekspor ke negara lain.


Sedangkan barang mentah yang dijual ke negara lain, tentu akan diolah menjadi barang jadi. Maka nilai tambah produk itu tentu akan dinikmati oleh negara lain.


"Strategi ke depan adalah memperkuat di sektor manufaktur, hilirisasi baik pertambangan maupun perkebunan," kata Bambang.


Bambang menilai hilirisasi dan pertumbuhan industri yang pesat di Malaysia cukup mencengangkan dan harus diwaspadai oleh pelaku bisnis Indonesia.


"Malaysia sudah ke
downstream,
kita masih asyik ke karet atau ekspor bahan mentah," kata Bambang.


Jika ingin menjadi negara maju, ia menambahkan, maka Indonesia harus meningkatkan pertumbuhan industri dan kegiatan manufaktur.


"Negara maju adalah negara yang berbasis manufaktur atau industri. Amerika adalah contoh yang baik. Jangan tiru negara yang mengekspor bahan mentah," kata Bambang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya